P.Sidimpuan STT Blog
Sebanyak 166 orang telah mengikuti ujian paket C (setara SMA) yang
digelar selama 4 hari di SMA Negeri 2 P.Sidimpuan, 97 orang peserta Paket B (setara
SMP) di selenggarakan selamat 3 hari di SMP Negeri 5 P.Sidimpuan. Peserta ujian
paket ini sebelumnya sudah melalui pendidikan kesetaraan di 3 Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat (PKBM) yang ada di P.Sidimpuan, yakni PKBM Maju Bersama, Parholong,
Natama dan Ceria. Paket-C dan B adalah Program Pendidikan Non Formal sebagai
alternatif dari Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) yang diperuntukkan
bagi Siswa Siswi yang putus sekolah atau Siswa yang tidak sempat menikmati
Pendidikan Formal serta yang tidak lulus Ujian Nasional. Layaknya ujian
reguler, ujian paket C digelar sesuai mekanisme ujian nasional. Hanya, tidak
ada tim pemantau independen yang ikut mengawasi berjalannya ujian. Sedangkan
mata pelajaran yang diujikan disesuaikan dengan jurusan masing-masing, baik
IPA, IPS maupun kejuruan.
Pada Kelompok ujian paket B mata pelajaran yg di ujikan
adalah PKN, Bhs.Indonesia, Bhs.Inggris,IPA,Bioligi dan IPS.Demikian di
sampaikan oleh Katno S.Pd salah seorang pengelola PKBM saat di jumpai disela sela
acara ujian paket B (Selasa 17/7). Katno S.Pd menyebutkan ”jika peserta tidak
lulus pada ujian paket tahap I ini, maka ia masih berkesempatan mengikuti pada
tahap II yang direncanakan pada bulan Oktober nanti. Untuk pengumuman kelulusan
ujian tahap I ini biasanya akan keluar paling lambat satu bulan setelah
pelaksanaan ujian,” ungkapnya.
Kepala Dinas Pendidikan P.Sidimpuan Drs.Abd.Rosad Lubis
MM yang di dampingi Kabid Dikmen dan Kabid PLS mengatakan ” Pelaksanaan ujian
paket ini sesuai dengan UU R.I Nomor 20 Tahun 2003 tentang
pendidikan nasional dan Kep. Mendiknas No. 0132/U/2004 tentang Paket C.Hasil
dari pendidikan non formal dapat dihargai setara dengan hasil pendidkan melalui
jalur formal, setelah melalui proses penilaian, penyetaraan oleh lembaga yang
ditunjuk pemerintah atau pemerintah daerah. Pendidikan non formal bertujuan
antara lain untuk memenuhi kebutuhan belajar masyarakat yang tidak dapat
dijangkau dan dipenuhi pendidikan formal. Disamping itu sebagai jalan keluar
bagi masyarakat yang memiliki masalah ekonomi waktu dan sebagainya” papar Drs.Abd.Rosad
Lubis MM. Ia juga menjelaskan bahwa pola belajar yang dibangun dalam program Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat (PKBM) tersebut adalah
belajar mandiri. Jadi kata kuncinya adalah sistem belajar mandiri.
Sementara itu salah seorang peserta paket B M.Siregar
mengatakan ” ujiannya sangat sulit, terutama Bahasa Inggris dan Mate Matika”
sebut pria 35 tahun ini.(Anas)
Berita ini dapat juga di baca pada Harian ORBIT, SUARA SUMUT dan Mingguan
SUARA MASA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar