20 Juli 2012

Marpangir ajang rekreasi keluarga


Ulama jangan berpikiran sempit menyikapi tradisi MARPANGIR.
 
P.Sidimpuan STT Blog
Beragam aktivitas dilakukan masyarakat Indonesia dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Berbagai kegiatan itu merupakan warisan dari generasi mereka sebelumnya. Keaneragaman kegiatan menjadi khasanah budaya di tanah air.
Salah satu tradisi di Tapanuli Bagian Selatan yaitu Kota Padangsidimpuan, Kabupaten Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Padang Lawas Utara dan Padang Lawas ketika menyambut bulan Ramadhan adalah Marpangir.
Tidak heran jika acara Marpangir telah membudaya hingga saat ini, maka objek wisata sungai menjadi sasaran pengunjung, jadilah objek wisata sungai di daerah Tapanuli Bagian Selatan menjadi primadona, objek wisata sungai memiliki pesona tersendiri bagi mereka yang ingin melaksanakan mandi Marpangir itu.

Sebahagian ulama menolak acara marpangir ini, yang melalui berbagai media meminta agar umat Islam tidak ikut-ikutan mencontoh perbuatan yang bukan ajaran Islam, apa lagi mandi marpangir tersebut memakai ramu ramuan. Namun sang ulama tidak pernah menanyakan  masyarakat apa sebenarnya arti atau tujuan marpangir bagi warga yang melakukannya.

Ansori Harahap warga Kota P.Sidimpuan yang ikut marpangir di sungai Aek Sijorni Kec. Batang Angkola Tapsel mengatakan ” ini kesempatan bagi saya berekreasi dengan keluarga, di tempat ini saya dan tiga orang anak bisa makan dan mandi bersama. Kesempatan yang hanya sekali dalam setahun ini saya coba manfaatkan, karena tidak setiap saat saya bisa berkumpul dengan keluarga” ucap abang becak ini. Ketika di tanya apakah ia membawa ramuan pangir, ia mengatakan hanya membawa sabun dan shampo.  

Hapip Lubis warga Sigalangan yang datang di tempat yang sama mengatakan ” ini acara makan makan dengan keluarga. Kami kesini tidak membawa ramuan pangir, karena niat kami murni untuk rekreasi keluarga” ucapnya.
Menanggapi keterangan Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Padang Lawas, Khatimul Ansor Siregar di media menilai Marpangir merupakan bidah dolalah atau pekerjaan yang tak ada dasarnya dari Tuhan.
Hapip mengatakan semuanya tergantung niat dan menyarankan yang bersangkutan survey langsung kepada masyarakat yang ikut marpangir dan jangan langsung memvonis.
  
Pelaksanaan Marpangir merupakan acara rekreasi keluarga.Mereka yang datang kelokasi marpangir lebih cendrung tuk menikmati alam, untuk mandi dan makan bersama karena pada umumnya masing masing telah membawa makanan kelokasi Marpangir tersebut. Tidak saja orang tua yang melakukan kegiatan ini, tetapi anak-anak pun turut meramaikan tradisi leluhur ini. Secara umum masyarakat yang mandi marpangir memakai shampo, bukan lagi memakai ramuan dari wewangian tanaman. (Anas)

1 komentar:

  1. ...contoh yg anda berikan bukan marpangir, karena ansori harahap dan hapip lubis mengatakan mereka "rekreasi", jadi mereka rekreasi bukan marpangir, yg ditolak ulama marpangir...

    BalasHapus