Ekstasi Nikmatnya
Sesaat, Setelah itu cepat Pikun
Dari Berita
Narkoba Jatim
Edit/Illustrasi Sidimpuan Tabagselta
Edit/Illustrasi Sidimpuan Tabagselta
Ekstasi adalah salah satu dari obat terlarang selain kokain, ganja dan
heroin. Studi terbaru menunjukkan bahwa pengguna ekstasi berisiko
mengalami kerusakan otak yang menyebabkan kehilangan memori, pelupa dan
cepat pikun.
Ekstasi atau dikenal juga sebagai MDMA (Methylene Dioxy Meth Amphetamine)
dikenal dapat meningkatkan perasaan bahagia, euforia, rasa keintiman
dengan orang lain, serta meredakan depresi dan kegelisahan. Tapi obat
ini juga sangat berbahaya bila disalahgunakan.Studi terbaru ini adalah studi pertama yang menunjukkan bagaimana penggunaan obat kelas-A dalam jangka panjang dapat menyebabkanhippocampus (‘gudang’ memori pada otak) dapat menyusut.
Para ahli di Academic Research Centre di Amsterdam mempelajari otak pengguna ekstasi dengan menggunakan scan otak untuk memeriksa perubahan hippocampus.
Peneliti kemudian membandingkan ukuran otak 10 pengguna ekstasi jangka panjang, yang menggunakan lebih dari 250 tablet selama 6,5 tahun, dengan orang-orang yang tidak pernah menggunakan ekstasi sama sekali.
Peneliti menemukan bahwa volume otak rata-rata pengguna ekstasi 10 persen lebih kecil dibandingkan dengan kelompok kontrol, seperti dilansir Dailymail, Kamis (7/4/2011).
Bila dibandingkan, penyusutan hippocampus juga ditemukan pada penderita Alzheimer dan di antara pasien yang menderita penurunan fungsi otak.
Beberapa studi lain memang menemukan bahwa penggunaan ekstasi yang tepat dapat membantu pasien yang mengalami gangguan stres pasca-trauma (post-traumatic stress disorder atau PTSD), misalnya trauma pelecehan seksual dan juga digunakan untuk terapi penyandang autisme.
Tapi menurut National Institute on Drug Abuse, pengobatan ini tidak boleh dilakukan tanpa pengawasan dokter atau tenaga kesehatan lain.
Hal ini karena penyalahgunaan ekstasi dapat menyebabkan depresi, kecemasan berat dan masalah potensi kognitif. Ditambah lagi, ekstasi yang dijual bebas sudah banyak mengandung kontaminasi, yang tidak hanya dapat merusak otak tetapi juga membahayakan nyawa penggunanya. sumber: detikhealth.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar