15 Agustus 2014

Dinas Pendidikan - Ikut Bingung

Akibat Monopoli Pengadaan Buku Puluhan Ribu Pelajar di Tapanuli Bagian Selatan Belajar Tanpa Buku Paket

P.Sidimpuan STT Blog
Puluhan Ribu Pelajar di Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel) yang meliputi Kota Padangsidimpuan, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Padanglawas Utara dan Padang Lawas, belajar tanpa buku panduan atau yang lazim di sebut buku paket. Hal ini di sebabkan buku yang sudah di pesan bahkan sudah di bayar pihak sekolah belum juga sampai di sekolah yang ada di daerah ini. Sementara itu proses belajar dan mengajar sudah di mulai.

 Seperti di ketahui bahwa untuk penerapan kurikulum 2013 yang di berlakukan pada tahun ajaran 2014 ini, seluruh sekolah di Indonesia harus memakai buku paket yang di sediakan oleh Kementerian Pendidikan. Akibat sikap Monopoli yang di lakukan Kementerian Pendidikan tersebut mengakibatkan kerugian bagi puluhan ribu pelajar dalam mengejar target kurikulum. Selain itu tenaga pendidik juga bingung karena tidak mengetahui materi yang mau di ajarkan.
Untuk menutupi kekonyolan yang di lakukan pihak pengadaan buku paket tersebut, di instruksikan kepada Kepala kepala sekolah melalui Dinas Pendidikan Daerah untuk mencetak dan memfotocopykan materi pelajaran yang di berikan pihak Kemendikbud dalam bentuk Compac Disc (CD).  Tiap  mata pelajaran masing masing di copykan sebanyak 16 halaman yang justru memberatkan pihak sekolah.

Kepala SMP Negeri 3 P.Sidimpuan Ibnu Hajar,M.Pd  membenarkan bahwa hingga masuk tahun ajaran baru, pihaknya belum menerima buku paket yang sudah di pesan tersebut. “ ini sudah masuk tahun ajaran baru, namun kami belum menerima buku paket apapun dari pusat. Agar proses belajar mengajar tetap berjalan, kami memberikan pelajaran ke siswa dengan materi yang kami akses dari webb kementerian pendidikan serta memberikan modul CD pembelajaran ke setiap guru” ujarnya. Ia juga mengatakan bahwa untuk memfotocopykan 16 halaman masing masing mata pelajaran tersebut sangat memberatkan pihak sekolah. Karena anggaran untuk hal tersebut sangat besar dan tidak mungkin di bebankan kepada orang tua murid.
Keberatan pihak sekolah untuk memfotocopykan materi pelajaran dari CD yg ada di Dinas Pendidikan Daerah dapat dimaklumi. Nasrudin Nst salah satu orang tua siswa di sidimpuan memaklumi keberatan pihak sekolah tersebut. Dikatakannya “  biaya fotocopy itu Kalau 16 halaman X 10 buku paket X Rp.150,/lembar X 700 Siswa + 30 guru sama dengan Rp.17.520.000.   ( Tujuh Belas Juta Lima Ratus Dua Puluh ribu Rupiah). Jadi jangan hanya karena keserakahan, kebodohan dan monopoli oknum yang mengelola buku paket ini pihak sekolah dan siswa di korbankan”. Lebih jauh ia mengatakan bahwa di bawah kepemimpinan M.Nuh yang mengelola pendidikan di Indonesia sudah sering pelajar di rugikan. “ masih jelas di ingatan kita betapa amburadulnya distribusi dan pelaksanaan UN tahun 2013 yang lalu, sekarang pengadaan buku paket yang di monopoli pula yang kocar kacir” ujarnya. (Anas)