5 Februari 2012

Jangan Berbuat Curang dalam Sertifikasi Guru 2012

Kuota sertifikasi guru untuk 2012 diperkirakan turun awal Januari. Dengan begitu, semua guru yang merasa masuk nominasi sertifikasi diharapkan bersabar.
Yang penting, guru tidak tergiur iming-iming pihak yang menjanjikan bisa masuk kuota sertifikasi. Masalahnya, kuota sertifikasi berdasarkan seleksi NUPTK (nomor unik pendidik dan tenaga kependidikan) dilakukan secara online.

Pemerintah pusat yang langsung menentukan kuota sertifikasi. Diknas kota dan kabupaten sebatas melakukan verifikasi serta melapor bila ada peserta yang akhirnya tak bisa memenuhi kesempatan itu. Misalnya, ada guru yang saat ini berpeluang masuk kuota sertifikasi tapi saat pelaksanaan sertifikasi terjadi hal hal yang tidak diinginkan. Misalnya ada guru yang meninggal dunia waktu pelaksanaan sertifikasi. Maka, kapasitas diknas sebatas mengusulkan untuk men-delete (mencoret). Diknas kota dan kabupaten tidak memiliki kebijakan untuk menunjuk siapa peserta pengganti,” Demikian di sampaikan Sekretaris Dinas Pendidikan Kota P.Sidimpuan Drs. Masuddin Lubis ketika di minta tanggapannya seputar kuota sertifikasi guru untuk 2012
Di jelaskan Drs. Masuddin Lbs “Dalam seleksi melalui NUPTK, wewenang diknas kota terbatas. Namun diknas memiliki kewenangan penuh untuk mengontrol. Terkait fungsi kontrol, diknas membuka pintu seluas-luasnya kepada masyarakat untuk memberikan masukan terkait peserta sertifikasi yang masuk kuota. “Kalau ada peserta (guru) masuk kuota tapi sebenarnya curang, masyarakat berhak melapor. Kami akan menindaklanjuti,” tandasnya.
Saat proses pembaruan atau mendaftar NUPTK, diknas mengimbau agar pengisian
data dilakukan secara jujur serta teliti. Pengisian kolom NUPTK diharapkan tidak dilakukan secara sembarangan seperti yang sering dilakukan beberapa guru selama ini. Terutama dalam menulis lamanya masa kerja, diknas mengimbau agar benar-benar sesuai fakta.

Sebab, masa kerja urgen untuk menentukan kesempatan seorang guru masuk dalam daftar nominasi sertifikasi atau tidak.
“Tapi bukan tidak mungkin ada guru yang mencoba-coba memalsukan data. Nah, kalau nantinya lolos (masuk kuota), siapapunyang mengetahui wajib melaporkan,” tegas Masuddin Lbs.

Berdasarkan laporan yang masuk, diknas akan menindaklanjuti dengan melakukan verifikasi ulang terhadap guru yang bersangkutan. Kalau terbukti curang, guru tersebut diusulkan dicoret. “Sampai saat ini kami belum ada menerima laporan kecurangan itu. Prinsipnya, kami mengajak semua peserta jujur,” kata dia. (Anas/Hamzah S)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar