28 April 2012

Penertiban Baleho dan Alat Peraga Kampanye di P.Sidimpuan akan segera dilakukan Panwas Pemilukada


P.Sidimpuan Suara Masa
Pilkada Walikota Padangsidimpuan akan digelar pada 18 Oktober 2012 mendatang. Meskipun demikian, bakal calon yang lazim disebut kandidat Walikota dan Wakil Walikota sudah gencar bersosialisasi. Baik melalui Kelend, spanduk  baleho dan kartu nama. Kini pemandangan di tiap sedut kota Psp dipenuhi spanduk dan baliho dengan berbagai ukuran, tidak sedikit diantaranya ada yang mampu menyelimuti mobil truk. Sementara hampir si seluruh kedai sudah terpampang poto kandidat bail itu melalui spanduk maupun kalender. Bahkan tidak jarang di jumpai penempatannya yg tidak pas, seperti kalimat Posko pemenangan X Y yang penempatannya di tiang listrik.
Maraknya atribut tersebut sebenarnya sudah menyalahi aturan pada proses pilkada ini, termasuk di antaranya masalah izin, terkait penempatannya. Beberapa waktu yang lalu ketua Panwas Pemilukada Psp, Helty Ritonga, S.Pd telah menyampaikan peringatan kepada tim pemenangan kandidat agar menertibkan pemasangan atribut kampanye tersebut. Hal ini sesuai dengan kesepakatan bersama  Panwas Pemilukada Psp dengan instansi terkait yang dilaksanakan pada 28 Maret 2012 di mana salah satu isinya akan dilakukan penertiban oleh Kantor Satuan Polisi Pamong Praja. Namun karena tidak adanya tindaklanjut dari kesepakatan tersebut, pada tanggal 18 April 2012, Panwas Pemilukada Psp melayangkan surat kepada Walikota P.Sidimpuan cq Kepala Kantor Satuan Polisi Pamong Praja melalui surat No:27/PANWASLUKADA-PSP/IV/2012, mengkonfirmasi Tindaklanjut kesepakatan bersama alat peraga kampanye. Namun sejauh ini dari pantauan awak koran ini bahwa belum ada tindakan dari aparat yg berwenang, justru Baleho yang berdiri kian banyak hingga sudut kota serta terkesan jadi semak. Justru pertanyaannya apakah aparat yang berwenang akan berani menertibkannya ?.
Ali Hanapi Siregar warga Kelurahan Siadabuan ketika diminta tanggapannya mengenai keberadaan baleho tersebut mengatakan ” semak, bahkan menggangu. Tapi banyak kandidat yang melakukan pelanggaran. Misalnya mempublikasi bahwa dirinya akan maju sebagai calon walikota dan wakil, padahal untuk saat ini hal tersebut belum boleh ” ujar Ali. Lebih jauh Ali Hanapi mengatakan bahwa hal hal yang dilakukan kandidat ini sudah diluar kontrol atau memang strategi ini sengaja di buat agar masyarakat mengenal mereka, di katakannya ” ada beberapa kandidat ini yang kita kenal baru saat mau pilkada, dengan slogan slogan yang hebat, siapa dia rupanya, selama ini mereka di mana ?. tanya Ali.


Dari ribuan alat perkenalan diri yang sudah ada di tiap sudut kota Psp tidak semuanya memproklamirkan diri secara vulgar sebagai kandidat. H.Rahmat Nasution S.Sos dengan Drs.H.Buchori Siregar MM lebih cerdas dalam memamfaatkan moment ini, baleho yang mereka pajang lebih cendrung kepada himbauan sosial atau iklan pelayanan masyarakat. Slogan yang mereka bahasakan lebih kepada himbauan positif diantaranya kalimat ” Pendidikan itu penting, Sekolah dulu baru bekerja. ”Generasi Muda Pemilik Masa Depan, Katakan Tidak pada NARKOBA”, dan  ”Ketertiban dan Keamanan Menjamin Kelancaran Pembangunan”. Jika para tim pemenangan para kandidat jeli dan cerdas menempatkan bahasa dalam balehonya, ini akan lebih bermanfaat pada masyarakat termasuk penduduk kota Psp yang belum turut memilih. Namun ada kesan kondisi kandidat saat ini sedang panik, bahkan ada istilah salim menimpa.(Anas)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar