25 April 2012

Dinas Pendidikan P.Sidimpuan

Kepala Sekolah SMA 3 P.Sidimpuan ikut Aksi Tanda tangan dan aksi coret baju.
 

P.Sidimpuan STT,Blog

Usai melaksanakan Ujian Nasional (UN) sudah tradisi bagi siswa melaksanakan aksi tanda tangan di baju temannya, bahkan saat ini yang di pergunakan bukan hanya alat tulis spidol, bamun sudah kepada cat semprot. Hal ini jelas dianggap sebahagian besar kalangan bukanlah hal yang baik, namun sebahagian masih menganggapnya hal yang lumrah. Tradisi ini coba di eleminir oleh pihak sekolah di antaranya SMA Negeri 3 Padangsidimpuan (Psp). Wartawan Suara Sumut yang berada di komplek SMA Negeri 3 Psp tersebut menyaksikan upaya yang dilakukan pihak sekolah cukup mengena. Usai waktu mengerjakan UN, seluruh siswa atau peserta UN di kumpulkan pihak sekolah di lapangan upacara sekolah tersebut. Kepala SMA Negeri 3 Drs.Hasbullah Sani Nasution memberikan pengarahan yang antara lain mengatakan ” Saya dan guru guru yang ada di sekolah ini akan ikut aksi tanda tangan, akan ikut aksi corat coret. Tapi ingat, bukan hari ini tetapi nanti setelah pengumuman kelulusan sudah keluar. Ini janji saya kepada anak anakku semuanya, khususnya yang akan meninggalkan sekolah ini. Ingat setelah  pengumuman kelulusan kita buat acara tanda tangan di baju kalian ” ucapnya.
Ucapan Drs.Hasbullah Sani Nasution mendapat berbagai reaksi dari kalangan siswanya, namun lebih jauh ia mengatakan bahwa  pakaian tersebut jangan di corat coret, alangkah baiknya di berikan kepada adik adiknya yang kurang mampu, atau di sumbangkan kepada orang yang membutuhkannya dan pihak sekolah siap untuk mengumpulkan atau menyalurkannya bila pakaian tersebut tidak dapat di pergunakan lagi ” akan sangan bermanfaat apa bila kita sumbangkan kepada orang lain yang membutuhkannya ”
Pada kesempatan tersebut ia juga mengingatkan, segala urusan mengenai kelulusan hingga bulan Juni nanti, siswa yang datang ke sekolah tersebut harus tetap memakai pakaian seragam SMA Negeri 3 Psp.

Drs.Hasbullah Sani Nasution saat dikonfirmasi tentang aksi tanda tangan dan corat coret yang marak di kalangan pelajar mengatakan ” ini salah satu upaya yang kita lakukan agar anak anak kita itu mengerti bahwa kebiasaan yang mereka lakukan lebih banyak mudratnya dari pada manfaatnya. Kalau kita jujur, setiap orang tua tidak akan pernah menyetujui hal tersebut. Tapi walaupun mereka tidak mematuhi apa yang kita minta, minimal mereka tidak melakukannya di lingkungan sekolah ini” jawabnya.


Dari pantauan Suara Masa disekitar sekolah tersebut, terlihat tidak ada kebiatan aksi coret dan tanda tangan yang dilakukan siswa SMA 3 Psp. Elida Warni Siregar stap TU di salah satu SMA mengatakan “ Pihak sekolah telah melarang siswanya untuk melaksanakan acara coret ini, namun aksi itu mereka buat di luar pekarangan sekolah, kita tidak dapat berbuat apa apa. Sebenarnya lebih bermamfaat apa bila pakaian tersebut di sedekahkan. Permasalahan seperti ini bukan hanya tanggung jawab guru atau Dinas Pendidikan, tetapi  orang tua lah yang seharus lebih berperan. Ungkapnya (ANAS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar