Kepala Sekolah SMA 3 P.Sidimpuan ikut Aksi Tanda tangan dan aksi coret baju.
P.Sidimpuan STT,Blog
Usai melaksanakan Ujian Nasional (UN) sudah tradisi bagi
siswa melaksanakan aksi tanda tangan di baju temannya, bahkan saat ini yang di
pergunakan bukan hanya alat tulis spidol, bamun sudah kepada cat semprot. Hal
ini jelas dianggap sebahagian besar kalangan bukanlah hal yang baik, namun
sebahagian masih menganggapnya hal yang lumrah. Tradisi ini coba di eleminir
oleh pihak sekolah di antaranya SMA Negeri 3 Padangsidimpuan (Psp). Wartawan
Suara Sumut yang berada di komplek SMA Negeri 3 Psp tersebut menyaksikan upaya
yang dilakukan pihak sekolah cukup mengena. Usai waktu mengerjakan UN, seluruh
siswa atau peserta UN di kumpulkan pihak sekolah di lapangan upacara sekolah
tersebut. Kepala SMA Negeri 3 Drs.Hasbullah Sani Nasution memberikan pengarahan
yang antara lain mengatakan ” Saya dan guru guru yang ada di sekolah ini akan
ikut aksi tanda tangan, akan ikut aksi corat coret. Tapi ingat, bukan hari ini
tetapi nanti setelah pengumuman kelulusan sudah keluar. Ini janji saya kepada
anak anakku semuanya, khususnya yang akan meninggalkan sekolah ini. Ingat
setelah pengumuman kelulusan kita buat
acara tanda tangan di baju kalian ” ucapnya.
Ucapan Drs.Hasbullah Sani Nasution mendapat berbagai
reaksi dari kalangan siswanya, namun lebih jauh ia mengatakan bahwa pakaian tersebut jangan di corat coret,
alangkah baiknya di berikan kepada adik adiknya yang kurang mampu, atau di
sumbangkan kepada orang yang membutuhkannya dan pihak sekolah siap untuk
mengumpulkan atau menyalurkannya bila pakaian tersebut tidak dapat di
pergunakan lagi ” akan sangan bermanfaat apa bila kita sumbangkan kepada orang
lain yang membutuhkannya ”
Pada kesempatan tersebut ia juga mengingatkan, segala
urusan mengenai kelulusan hingga bulan Juni nanti, siswa yang datang ke sekolah
tersebut harus tetap memakai pakaian seragam SMA Negeri 3 Psp.
Drs.Hasbullah Sani Nasution saat dikonfirmasi tentang
aksi tanda tangan dan corat coret yang marak di kalangan pelajar mengatakan ”
ini salah satu upaya yang kita lakukan agar anak anak kita itu mengerti bahwa
kebiasaan yang mereka lakukan lebih banyak mudratnya dari pada manfaatnya.
Kalau kita jujur, setiap orang tua tidak akan pernah menyetujui hal tersebut.
Tapi walaupun mereka tidak mematuhi apa yang kita minta, minimal mereka tidak
melakukannya di lingkungan sekolah ini” jawabnya.
Dari pantauan Suara Masa disekitar sekolah tersebut,
terlihat tidak ada kebiatan aksi coret dan tanda tangan yang dilakukan siswa
SMA 3 Psp. Elida Warni Siregar stap TU di salah satu SMA mengatakan “
Pihak sekolah telah melarang siswanya untuk melaksanakan acara coret ini, namun
aksi itu mereka buat di luar pekarangan sekolah, kita tidak dapat berbuat apa
apa. Sebenarnya lebih bermamfaat apa bila pakaian tersebut di sedekahkan.
Permasalahan seperti ini bukan hanya tanggung jawab guru atau Dinas Pendidikan,
tetapi orang tua lah yang seharus lebih
berperan. Ungkapnya (ANAS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar