P.Sidimpuan
Suara Masa
Pilkada
Walikota Padangsidimpuan akan digelar pada 18 Oktober 2012 mendatang. Meskipun
demikian, bakal calon yang lazim disebut kandidat Walikota dan Wakil Walikota
sudah gencar bersosialisasi. Baik melalui Kelend, spanduk baleho dan kartu nama. Kini pemandangan di
tiap sedut kota Psp dipenuhi spanduk dan baliho dengan berbagai ukuran, tidak
sedikit diantaranya ada yang mampu menyelimuti mobil truk. Sementara hampir si
seluruh kedai sudah terpampang poto kandidat bail itu melalui spanduk maupun kalender.
Bahkan tidak jarang di jumpai penempatannya yg tidak pas, seperti kalimat Posko
pemenangan X Y yang penempatannya di tiang listrik.
Maraknya
atribut tersebut sebenarnya sudah menyalahi aturan pada proses pilkada ini, termasuk
di antaranya masalah izin, terkait penempatannya. Beberapa waktu yang lalu
ketua Panwas Pemilukada Psp, Helty Ritonga, S.Pd telah menyampaikan peringatan
kepada tim pemenangan kandidat agar menertibkan pemasangan atribut kampanye
tersebut. Hal ini sesuai dengan kesepakatan bersama Panwas Pemilukada Psp dengan instansi terkait
yang dilaksanakan pada 28 Maret 2012 di mana salah satu isinya akan dilakukan
penertiban oleh Kantor Satuan Polisi Pamong Praja. Namun karena tidak adanya
tindaklanjut dari kesepakatan tersebut, pada tanggal 18 April 2012, Panwas
Pemilukada Psp melayangkan surat kepada Walikota P.Sidimpuan cq Kepala Kantor
Satuan Polisi Pamong Praja melalui surat No:27/PANWASLUKADA-PSP/IV/2012, mengkonfirmasi
Tindaklanjut kesepakatan bersama alat peraga kampanye. Namun sejauh ini dari
pantauan awak koran ini bahwa belum ada tindakan dari aparat yg berwenang,
justru Baleho yang berdiri kian banyak hingga sudut kota serta terkesan jadi
semak. Justru pertanyaannya apakah aparat yang berwenang akan berani
menertibkannya ?.
Ali
Hanapi Siregar warga Kelurahan Siadabuan ketika diminta tanggapannya mengenai
keberadaan baleho tersebut mengatakan ” semak, bahkan menggangu. Tapi banyak
kandidat yang melakukan pelanggaran. Misalnya mempublikasi bahwa dirinya akan
maju sebagai calon walikota dan wakil, padahal untuk saat ini hal tersebut
belum boleh ” ujar Ali. Lebih jauh Ali Hanapi mengatakan bahwa hal hal yang
dilakukan kandidat ini sudah diluar kontrol atau memang strategi ini sengaja di
buat agar masyarakat mengenal mereka, di katakannya ” ada beberapa kandidat ini
yang kita kenal baru saat mau pilkada, dengan slogan slogan yang hebat, siapa
dia rupanya, selama ini mereka di mana ?. tanya Ali.
Dari
ribuan alat perkenalan diri yang sudah ada di tiap sudut kota Psp tidak
semuanya memproklamirkan diri secara vulgar sebagai kandidat. H.Rahmat Nasution
S.Sos dengan Drs.H.Buchori Siregar MM lebih cerdas dalam memamfaatkan moment
ini, baleho yang mereka pajang lebih cendrung kepada himbauan sosial atau iklan
pelayanan masyarakat. Slogan yang mereka bahasakan lebih kepada himbauan
positif diantaranya kalimat ” Pendidikan itu penting, Sekolah dulu baru
bekerja. ”Generasi Muda Pemilik Masa Depan, Katakan Tidak pada NARKOBA”, dan ”Ketertiban dan Keamanan Menjamin Kelancaran
Pembangunan”. Jika para tim pemenangan para kandidat jeli dan cerdas
menempatkan bahasa dalam balehonya, ini akan lebih bermanfaat pada masyarakat
termasuk penduduk kota Psp yang belum turut memilih. Namun ada kesan kondisi
kandidat saat ini sedang panik, bahkan ada istilah salim menimpa.(Anas)