Merasa Yakin Lulus, Pelajar Kota
Padangsidimpuan melakukan Aksi Coret Baju dan Konvoi.
Tembok Sekolah serta Kantor Lurah jadi sasaran
aksi coret.
Padangsidimpuan STT
Blog
Ujian Nasional (UN) tahun 2014 tingkat SMA,SMK dan MA sudah selesai
digelar hari ini. Tapi rupanya, hari terakhir ini dimanfaatkan sejumlah pelajar
di Kota Padangsidimpuan untuk corat coret baju seragam dan konvoi motor.
Para pelajar yang masih memakai seragam ini dengan
mengendarai motor hilir mudik si
sepanjang Jalan Sutan Soripada Mulia tanpa mengindahkan aturan lalu lintas ,
Rabu siang (16/6).
Seragam putih abu-abu mereka beberapa sudah dicorat coret
baik memakai spidol maupun cat kaleng atau pilok.
Meskipun, kegiatan corat-coret baju dan konvoi pelajar
selepas UN dilarang pihak sekolah, pemerintah daerah, dan pihak kepolisian
namun himbauan ini tidak digubris sebagian besar pelajar Kota Padangsidimpuan
baik putra maupun putri. Aksi pelajar
seperti itu selalu terulang sehabis UN. Yang lebih lebih parah lagi, tembok
sekolah Madrasah Tsanawiyah Negeri dan SMK Negeri 2 dan Kantor Lurah Sadabuan
ikut jadi sasaran selebrasi dan euforia para pelajar tersebut.
Pantauan STT Blog di Jalan Sutan Soripada Mulia tepatnya di
Simpang SMA Negeri 6, ratusan pelajar melakukan aksi tanda tangan dan aksi
semprot cat kaleng di pakaian seragam temannya. Selain itu segerombolan pelajar
yang menaiki motor sudah melakukan atraksi adu kuat bunyi knalpot
motornya. Ketika ditanyakan kepada salah
seorang pelajar putri SMA Negeri 6,
mengapa aksi coret ini dilakukan, ia menjawab “ini sebagai kenang-kenangan
terhadap teman yang membubuhi tanda tangan di baju. Tidak afdol bila tidak
dirayakan dengan konvoi dan corat-coret baju seragam” ujarnya. Ia juga sudah
merasa yakin bahwa mereka lulus semuanya.
Sementara itu Kepala
Dinas Pendidikan Kota Padangsidimpuan Drs. Nelpisar Nasution M.Hum mengatakan
bahwa fihaknya dan pemerintah serta jajaran sekolah sedah menghimbau agar aksi
ini jangan dilakukan “Fenomena ini tampaknya sudah menjadi bagian tradisi
tahunan bagi pelajar untuk meluangkan segala kegembiraan dan selebrasi mereka
melalui corat-coret. Selebrasi atau euforia atas kesuksesan boleh saja
dirayakan. Namun perayaan dengan aksi corat-coret bukan perayaan yang baik.
Sebaliknya, merupakan bagian dari perayaan yang berlebih-lebihan dan jauh dari
prinsip kebermanfaatan. Untuk itu orang tua juga harus berperan dalam hal ini,
khususnya bagi anaknya yang memakai motor kesekolah” ujar Nelpisar. (Anas)
Berita ini dapat di
Baca Pada HARIAN ORBIT dan SKM SUARA MASA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar