1 Mei 2016
Hidupkan Kembali KKG dan MGMP untuk Peningkatan Mutu Pendidikan di P.Sidimpuan
P.Sidimpuan STT Blog______
Sejak digulirkan program sertifikasi, guru berlomba-lomba meningkatkan kualifikasi akademiknya, karena syarat dari sertifikasi adalah berkualifikasi S1. Sayangnya peningkatan kualifikasi ini tidak serta merta meningkatkan kualitas guru. Banyak hasil penelitian menyebutkan bahwa guru yang sudah tersertifikasi ternyata memiliki kompetensi yang masih di bawah standar. Hasil uji kompetensi guru yang telah tersetifikasi juga menunjukan tingkat kompetensi yang masih di bawah standar. Siapa yang salah dan mengapa hal ini terjadi tentunya ini menjadi sebuah perdebatan yang panjang. Namun yang utama adalah pertanggung jawaban moral terhadap profesionalisme dalam menjalankan tugas.
Melihat kondisi dunia pendidikan di Kota P.Sidimpuan yang dianggap sudah mulai tertinggal dari daerah di sekitarnya, maka perlu di cari alternatif yang sederhana untuk mengejar ketertinggalan tersebut. Menyikapi kondisi ini pemerhati pendidikan di Kota P.Sidimpuan, Nasruddin Nasution ketika di minta pendapatnya mengatakan, Sebagai profesional, guru harus selalu meningkatkan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan secara terus menerus. Sebagai jabatan yang mendapat tantangan dari perkembangan kehidupan Sosial masyarakat, seorang guru harus mengadaptasi terhadap tuntutan kejuan jaman yang tidak terbendung. Untuk itu pola yang sederhana bisa di lakukan dengan menghidupkan Kelompok Kerja Guru (KKG) untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) secara bersama sama di kota ini, paparnya. “KKG dan MGMP adalah kelompok yang berorientasi kepada peningkatan kualitas pengetahuan, penguasaan materi, teknik atau metode mengajar, dan pengembangan dalam inovasi pembelajaran. Dengan demikian KKG dan MGMP jadi wadah untuk membicarakan masalah-masalah yang dihadapi serta mencari solusi dalam proses belajar mengajar”paparnya.
Ketika di tanya tentang Program Revitalisasi Tenaga Pendidik yang telah di laksanakan Dinas Pendidikan Kota P.Sidimpuan sejak dua tahun lalu, ia mengatakan bahwa kegiatan tersebut mubajjir dan tidak berdampak nyata. “ pelaksanaan program itu lebih cendrung pada kuantitas dari pada kualitas, serta ajang untuk mendapatkan keuntungan materi “korupsi” bagi pelaksana program dan menghamburkan uang daerah” ucapnya. Ia mencontohkan Program Revitalisasi Tenaga Pendidik SMP kerja sama dengan USU tahun 2014. Anggaran yang dipakai sebesar Rp.586.430.000. dengan uraian diantaranya belanja sewa gedung Rp.205.000.000. Honor Instruktur Rp.84.000.000.Belanja Pegawai Rp.57.500.000.Belanja ATK Rp.63.380.000. Belanja Makan dan Minum Rp.72.000.000. Perjalanan Dinas Rp.46.350.000. dan yang lainnya. “ pertanyaannya apakah dalam hal ini lebih tepat kerja sama dengan USU dari pada UNIMED ?, kemudian mana yang lebih efektif mendatangkan Instruktur dari pada mengirim peserta keluar, dari sisi anggaran mana yang lebih evesien ?, maka sangat wajar kalau kita menilai bahwa sistim pelaksanaan program ini syarat dengan kepentingan pribadi” ungkapnya.
Ia berharap para pengambil kebijakan mengenai anggaran pendidikan khususnya anggota DPRD Kota P.Sidimpuan lebih jeli membaca program yang di sodorkan oleh pengusul program. Jangan di jadikan program yang mengatas namakan tenaga pendidik dibuat sebagai santapan lezat bagi mereka yang memiliki naluri korupsi. “Selain itu kita minta agar KKG dan MGMP ini lebih di aktifkan lagi dan Pemerintah Daerah menganggarkannya pada biaya operasional pendidikan (BOP) meskipun sebenarnya sekolah dapat mengalokasikan dana BOS melalui bidang pengembangan tenaga pendidik dan kependidikan” ujarnya mengakhiri. (Anas)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar