13 Januari 2012

Relevansi Pembelajaran di SMK P.Sidimpuan terhadap tuntutan dunia kerja


Tulisan Nasruddin Nst Wartawan Suara Masa P.Sidimpuan

Pendidikan Sekolah  Menengah  Kejuruan (SMK)  sebagai pendidikan vokasional tingkat menengah, memiliki  peran besar  dalam merencanakan dan menciptakan SDM  yang profesional  dan  produktif. Pendidikan  di  Sekolah  Menengah  Kejuruan  (SMK) bertujuan untuk meningkatkan  pengetahuan  dan  keterampilan  siswa  dalam  rangka  menyiapkan  mereka  sebagai  tenaga  kerja  tingkat  menengah
Depdiknas  memiliki  kebijakan  untuk  membalik  rasio  peserta  didik  SMK  dibanding SMA  dari  30:70  pada  tahun  2004,  menjadi  67:33  pada  tahun  2014. Kebijakan ini ditujukan agar keluaran pendidikan dapat  lebih berorentasi pada pemenuhan dunia kerja serta kebutuhan  dunia  usaha  dan  industri (DUDI). (Depdiknas, Renstra 2010 – 2014, 83-85). Pendidikan vokasional merupakan pendidikan untuk penguasaan pengetahuan dan ketrampilan yang mempunyai nilai ekonomis, sesuai dengan kebutuhan pasar.
Harus diakui sistem pendidikan yang dibangun sejauh ini belum banyak berperan. Secara umum, lulusan pendidikan menengah masih belum dibekali dengan kemampuan dan keterampilan yang memadai untuk dapat masuk pasar kerja (workplace), yang kondisinya sudah semakin terintegrasi dengan pasar global sehingga sangat kompetitif. Karena itu, upaya Depdiknas untuk kembali menggalakkan program pendidikan linking school and work melalui konsolidasi, intensifikasi, diversifikasi, dan ekspansi program pendidikan keterampilan (vocational skills) pada jenjang pendidikan menengah (SMK) patut untuk diapresiasi dan didukung. Namun, dukungan yang diberikan harus dalam semangat untuk menumbuhkan kemandirian, tanggung jawab, kejujuran, dan memperkuat kemampuan dasar serta keterampilan teknis pada siswa sehingga mereka mampu menjawab tuntutan dunia kerja modern.
Di Kota Padangsidimpuan (Psp) Saat ini ada 4 sekolah kejuruan atau SMK. Bila kita telusuri lebih jauh apakah keluaran dari SMK ini sudah memiliki kemampuan sesuai kebutuhan dari dunia usaha ? kita yakin jawaban secara umum mengatakan belum. Untuk itu apa yang harus di perbuat agar lulusan dari SMK ini dapat memenuhi standar permintaan dunia kerja atau dunia usaha sesuai bidang yang ada di sekolah tersebut. Diknas Kota Psp  seharusnya mulai melakukan berbagai kajian konsepsional dan empirik sehingga arah pengembangan (roadmap) sekolah kejuruan ke depan dapat menjadi lebih jelas dan terukur. Diknas seharusnya mengkaji dan merumuskan kembali kebijakan yang berkenaan dengan visi, misi, dan tujuan sekolah kejuruan, mengidentifikasi dengan tepat berbagai keterampilan (vocational and thinking skills) yang sangat dibutuhkan dunia industri dan jasa sekarang ini. Semisal apakah alat atau bahan praktek di sekolah sudah sesuai denmgan perkembangan dan kemajuan technologi. Sebut saja jurusan Otomotif, apakah bahan ajar atau sarana praktek anak didik sudah di sesuaikan dengan technologi otomotif yang saat ini banyak di pakai masyarakat. Sangat tidak layak apabila bahan pelajaran dan praktek siswa otomotip di berikan mesin produksi tahun 1982, ini akan sangat tidak sesuai dengan tuntutan dunia usaha. Begitu juga bidang tata boga, dan tata busana apakah sudah diberikan bahan ajar yang sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan dunia usaha atau kebutuhan pasar.
Idealnya seluruh program pendidikan kejuruan yang dikembangkan hendaknya bahan ajar yang di berikan kepada siswa didasarkan pada upaya menyiapkan peserta didik agar mampu menjawab kebutuhan kekinian. Pilihan program kejuruan sangat luas dan beragam. Untuk  itu, Diknas Psp harus dapat melihat kebutuhan kemampuan daerah dalam menyediakan sarana belajar yang memadai, sumber daya kependidikan yang andal, dan prospek penyediaan lapangan pekerjaan bagi siswa lulusan sekolah kejuruan. Desain program hendaknya dapat disesuaikan dengan arah dan perkembangan pembangunan local yang sesuai dengan visi dan misi Kota ini. Di samping itu banyaknya anggaran yang ada di Depdiknas diharapkan Dinas Pendidikan di daerah ini dapat mendorong peningkatan kualitas ilmu pengetahuan anak didik dengan menyediakan sarana dan prasarana sebagai pendukung bahan ajar atau praktek langsung bagi anak SMK. Disamping itu Diknas Psp harus mendorong SMK Swasta agar lebih konfentitip didalam meningkatkan mutu. Pandangan masyarakat pada saat ini bahwa Kantor Diknas Psp masih memandang sebelah mata terhadap keberadaan sekolah SMK Swasta, ini bisa dilihat dari berapa alokasi anggaran yang di berikan kepada Sekolah SMK Swasta yang ada di Kota Psp ini. Melihat dana yang di kelola Diknas Psp pada tahun 2011 sekitar 41 Milyar termasuk luncuran DAK tahun 2010, sangat minim dana yang di alokasikan untuk sarana dan prasarana penunjang peningkatan mutu di SMK. Justru anggaran tersebut banyak di alokasikan pada bidang yang belum jadi perioritas. Sangat jauh dari sasaran jika di tinjau dari semangat peningkatan mutu yang berbasis keterampilan (vocational and thinking skills). Kadis Pendidikan Kota saat ini bukanlah orang asing di dunia pendidikan, seyogyanya Kadis yang tampil dari basic kalangan pendidik lebih memahami betul kebutuhan sekolah SMK. Sebenarnya tidak dipungkiri bila sampai hari ini para pengambil kebijakan di kota ini belum pernah memandang relevansi pembelajaran dan bahan ajar di SMK kota Psp dengan kebutuhan dunia kerja. Kalau memang sudah sampai kea rah sana pandangan para pengambil kebijakan tersebut, tentulah sarana penunjang yang berkenaan dengan hal itu telah di sediakan. Hal yang sangat menggelikan bila nanti jawabannya sangkut di dana, itu artinya buang badan.
Oleh karena itu, pengembangan SMK ke depan di Kota P.Sidimpuan harus lebih fokus kepada program-program peningkatan kompetensi kelulusan yang lebih mampu menjawab tantangan maupun tuntutan lapangan kerja. Adanya tuntutan-tuntutan seperti itulah maka SMK harus berkembang lebih baik di masa mendatang, karena SMK diharapkan mampu memunculkan generasi yang siap bekerja dan untuk memaksimalkan peranan SMK. Tanpa adanya relevansi pembelajaran di SMK baik negeri maupun swasta dengan tuntutan dunia kerja, maka semangan Vocasional adalah tinggal sebatas istilah.####

Tidak ada komentar:

Posting Komentar