Istilah Jagit sude..(Terima Semua) .adalah gambaran yang menunjukkan banyak hal
Diantaranya...tidak punya pendirian..tidak punya pilihan...tidak mementingkan figur..
tidak mau tau siapapun...yang jelas..aku kebagian...
Hal ini imbas dari Pilkada Tapsel yang masih jelas dalam ingatan masyarakat kota P.Sidimpuan.
Bagai mana dengan anda..?
27 Januari 2012
20 Januari 2012
19 Januari 2012
Mengais di BATU BOLA
Ini menunjukkan yang kita dengar selama ini bahwa
kesejahteraan telah meningkat adalah OMONG KOSONG. Kemiskinan telah jauh
berkurang..tetap OMONG KOSONG
Selama ini kita semua telah di JEJALI DENGAN JANJI….
Hari ini kutunjukkapan pada anda sesuatu yang sebenarnya
telah ANDA LIHAT dan KETAHUI….
Hidup MENGAIS di Batu Bola Kota P.Sidimpuan…
Ini realitas…. Ini bukan komoditi tuk popularitas
Masih adakah yang PEDULI terhadap saudara kita tersebut….
Jangan hanya OMONG KOSONG di kursi putar yang empuk
tersebut…
Berbuatlah….
Kamu yang lebih dari saya…Bantu mereka….
Supaya mereka memiliki..
Minimal memiliki harapan untuk bertahan HIDUP…
17 Januari 2012
Salah Siapa.....
Entah apa yang ada di benak bocah cantik ini... Tangan kecilnya terpaksa
ikut memecahkan kerasnya batu..untuk apa...untuk sesuap nasi ?..apakah
ini sudah kewajibannya...?..mana haknya untuk bermain..untuk
sekolah...untuk dan untuk yang lainnya...kemana nurani kita....apakah
BAPAK PENGUASA melihat ini...apakah BOS PENGUSAHA tidak melihat
ini....(anas)
Ujung Tombak Pemerintahan
Lurah dan Kades se Kota P.Sidimpuan membahas strategi pembangunan yang melibatkan partisipasi masyarakat secara langsung...acara di Gedung Budi Luhur Psp bersama PNPM. (Poto. Kiri . Lurah Kantin..Ibu Pakai Kacama Lurah Kayu ombun )
Di Mana Tempat Terbaik Kita?
Ditulis oleh: Anne Ahira
Anas
tempat terbaik kita..!
Seringkali kita merasa terkungkung
dengan lingkungan dimana kita berada.
Tidak jarang orang berpikir dan merasa
bahwa tidak mungkin bagi mereka untuk
bisa meraih sukses.
Misalnya mereka yang hidup di daerah
terpencil, merasa susah, dan jauh untuk
mendapat sentuhan teknologi, atau
menerima informasi terbaru dengan cepat.
Hingga berpikir, begitu susahnya
berjuang dan mengembangkan usaha.
Sebaliknya, mereka yang hidup di kota
besar berpikir betapa sesaknya dunia.
Begitu ketatnya tingkat persaingan
hidup.
Dimana pun berada, saling sikut, saling
senggol, saling tendang. Hingga akhirnya
memutuskan, memang susah untuk menjadi
yang terdepan.
Dalam berjuang segala sesuatunya memang
seringkali tidak sesuai keinginan kita.
Bisa jadi kita merasa lingkungan tidak
lagi ramah, dan kondisinya tidak nyaman.
Padahal sesungguhnya, dimanapun kita
berada, pahami bahwa ITULAH tempat
terbaik kita. Tempat dimana kita hidup,
tempat di mana kita memperjuangkan apapun
yang kita inginkan.
Sekarang, mari kita renungkan sejenak...
1. Jika kita selalu saja berpikir bahwa
tempat lain adalah lebih baik, maka
sampai kapan kita akan mulai berjuang?
2. Jika kita selalu saja menunggu
datangnya kesempatan emas di tempat
lain, berapa banyak waktu yang
terbuang, hanya sekadar untuk
menunggunya?
3. Jika kita selalu saja menunda apapun
yang bisa kita lakukan di tempat kita
berada sekarang, maka berapa banyak
kesempatan yang terbuang percuma?
Dan masih banyak lagi hal yang perlu
kita renungkan..!
Karenanya, jika saja kita mau berpikir
bahwa inilah tempat terbaik kita, maka
kita akan
memiliki kesadaran dan kemampuanuntuk membuat segala sesuatunya menjadi
lebih baik, lebih bernilai, dan penuh arti!
Anas temanku tersayang...
Kita semua memiliki kesempatan emas untuk
menjadi besar & benar dimana saja... asal,
kita mau memperjuangkannya!
*********** Resource Box ****************
Belajar bisnis bersama Anne Ahira:
Kunjungi: http://www.AsianBrain.com
klik!
****************************************
PT. Asian Brain IMC
Jl. Bojong Sereh No.668 Banjaran, Bandung 40376 - INDONESIA
Phone: (022) 5944-999, (022) 5945-999, (022) 5946-999
Fax: (022) 5947-999
Kebijakan Umum Anggara Kepala Daerah
Kebijakan Umum Anggara Kepala Daerah
oleh Pangadilan
Siregar
Potret seorang kepala daerah dapat dilihat dari dokumen kebijakan umum
anggaran tahun tertentu,artinya kita dapat melihat kualitas maupun kuantitas
dari obat yang diberikan seorang peminpin di daerah Tk.II,yang bertindak
sebagai wali di kota yang dipinpinya.Obat yang dimaksut digunakan untuk penawar
segala permasalahan yang ada,kebijakan ini bersifat umum,menyangkut
indikator-indikator makro ekonomi,antara lain:tingkat inplasi,pertumbuhan
ekonomi,hal ini logis karena kebijakan domain dari pemerintah,dengan harapan
agar perilaku dari rakyat berubah,sesuai dengan harapan pemerintah,sehingga
target-target yang ditetapkan dapat dicapai dengan ukuran yang jelas dan dapat
dipertanggungjawabkan bagi pembayar pajak.dalam kenyataanya .bagi yang sudah
pernah membacanya,akan terasa sangat dangkal,artinya tidak nyambung antara
permasalahan yang dihadapi rakyat dengan obat yang diberikan oleh pemerintahnya,halini
dapat diduga,dibuat semata-mata untuk memenuh itahapan penyusuna RAPBD tahunan
(copy-paste).Rakyat di Rampok Siang Bolong
oleh Pangadilan
Siregar
Sungguh kasihan rakyat bangsa ini dirampok sudah berlangsung
mulai tahun 2005 sampe sekarang,yang dirampok pulsa,pihak Regulator
jadi miskim ide untuk mencarikan obat,hal ini mungkin mereka tidak sayang sama
rakyatnya,begitu juga pihak Operator hal ini dikarenakan
pengambil keputusanya yang signifikan pihak luar negeri,serta pihak Providernya,bagian
anak bangsanya yang berkharakter pemburu rente.Sungguh kasihan rakyat
Indonesia.Kemana kita mengadu jika sudah begini,anjuran teman saya :mari kita
mengadu kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Koran Lacak
13 Januari 2012
AKSI PROTES WARGA BT.NADUA
Aksi
protes salah seorang warga Kec.P.Sidimpuan Batu Nadua P.Sidimpuan kepada Dinas
PU Provsu dan Dinas PU P.Sidimpuan
dengan memasang plang merek “ Kolam Percontohan Bisa untuk Lele Jumbo “
atas kerusakan jalan yang baru selesai di bangun. Jalan ini
adalah jalan lingkar dari Psp Batu Nadua ke Psp Pijor Koling atau lepas ke
Komplek Perkantoran Pemko Psp. Poto di atas menunjukkan salah satu titik
(tempat) kerusakan dari sekian puluh titik yang rusak di sepanjang jalan
tersebut. Di PotoRabu (2/11) : Anas
Warga P.Sidimpuan lebih Cendrung pada calon independen
Catatan Nasruddin
Nasution wartawan Suara Masa P.Sidimpuan
Sejak jaman Majapahit ataupun sebelum itu, telah banyak bermunculan institusi kekuasaan atauy politik baik berbentuk kerajaan atau kesultanan. Pemegang tampuk kekuasaan berlaku turun temurun. Namun di era demokrasi saat ini di Indonesia, maka berpolitik harus melalui kegiatan politik, baik berupa pilkada, pileg ataupun pilpres.
Para pelaku atau politisi diciptakan untuk bersaing bersaingan dengan berbagai cara untuk memenangkan pemilihan. Berbagai cara di laksanakan. Artinya, tujuan menjadi pemenang atau penguasa meski itu harus menghalalkan berbagai cara. Di sinilah mulainya politik dikotori oleh politisi-politisi kagetan atau politisi hitam.
Para politisi berjualan visi,misi atau rencana kerja yang sangat
memihak kepada masyarakat, bahkan tidak jarang membuka aib atau memfitnah
pesaingnya. Yang penting para pemilih tertarik dan memilih dia. Soal dia bisa
menepati janji atau tidak, itu urusan nanti. Ini adalah merupakan efek
demokrasi yang bernuansa persaingan. Semakin ketat persaingan, maka kemungkinan
berbuat curang semakin besar. Umumnya ini dilakukan oleh
orang orang Partai.
Hal ini menyebabkan tingkat kepercayaan
dan kepedulian masyarakat terjadap kegiatan perpolotikan semakin menipis,
bahkan banyak yang tidak yakin kepada partai politik, sehingga mereka lebih
cendrung memilih yang independen atau tidak mau terlibat sama sekali. Ini bisa
kita lihat dari tingkat partisipasi masyarakat dalam Pileg, atau Pilkada.
Pilkada Kota Padangsidimpuan (Psp) yang
akan di gelar tahun ini (2012) sangat tidak begitu menjadi perhatian bagi
masyarakat. Salah satu penyebabnya adalah nama nama yang beredar yang akan
menjadi petarung pada pilkada ini kurang mendapat simpati apa lagi yang
kabarnya di usung parpol. Maka besar kemungkinan masyarakat Psp akan memilih
calon Independen, konon lagi pada pembagasan R-APBD Kota Psp tahun 2012
terlihat betapa para politisi di DPRD kota Psp telah tersandra oleh kelompok
tertentu. Ketika kelompok suatu kelompok mampu intervensi terhadap anggaran
pembiayaan kegiatan di kota ini, bukan tidak mustahil suatu saat bahwa anggaran
untuk SKPD dapat di intervensi. Ini adalah catatan buruk bagi perpolitikan di
Kota Psp ini.
Maka sangat diterima akal kalau masyarakat kota Psp akan lebih cendrung memilih
calon dari jalur indevenden, meski nantinya ia akan di ganjal pada pembahasan
politik pada proses pemerintahannya. Namun sepanjang ia masih berpihak pada
kepentingan rakyat bukan mustahil rakyat secara beramai ramai akan berhadapan
dengan para politisi di gedung dewan sana.
Independen maupun partai politik adalah
pilar demokrasi modern indonesia, keduanya merupakan hak konstitusional warga
negara. Banyak yang berhasil menjadi Kepala Daerah dari jalur ini. Sebut saja di
empat Kabupaten yaitu Batubara (Sumut), Rote Ndao (NTT), Kubu Raya (Kal bar)
dan Garut (Jabar), toh berhasil. Kepemimpinannya dijamin akan langgeng selama kesejahteraan
rakyat semakin baik dan meningkat. Melihat kondisi terkini di lapangan, tidak
terpungkiri bahwa peluang calon kepala daerah sangat besar untuk memimpin kota
Psp ini.
Tampilnya calon independen diharapkan bisa memperbaiki iklim pasar politik. Jika dengan monopoli parpol atas pencalonan kandidat melahirkan produk-produk kepemimpinan yang buruk dengan harga politik yang mahal, pasar politik bisa disehatkan melalui pengembangan kompetisi dengan calon non-partai. Kesertaan calon independen akan memaksa partai politik untuk memperbaiki fungsi dan kinerjanya, tidak akan sembarangan memilih kandidat, jika ingin meraih dukungan publik. Maka tidak heran apabila pada periode mendatang Kota Psp akan di pimpin oleh seorang Walikota non parpol.##
Relevansi Pembelajaran di SMK P.Sidimpuan terhadap tuntutan dunia kerja
Tulisan Nasruddin Nst Wartawan Suara Masa P.Sidimpuan
Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai pendidikan vokasional tingkat
menengah, memiliki peran besar dalam merencanakan dan menciptakan SDM yang profesional dan
produktif. Pendidikan di Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan siswa
dalam rangka menyiapkan
mereka sebagai tenaga
kerja tingkat menengah
Depdiknas
memiliki kebijakan untuk
membalik rasio peserta
didik SMK dibanding SMA
dari 30:70 pada
tahun 2004, menjadi
67:33 pada tahun
2014. Kebijakan ini ditujukan agar keluaran pendidikan dapat lebih berorentasi pada pemenuhan dunia kerja
serta kebutuhan dunia usaha
dan industri (DUDI). (Depdiknas,
Renstra 2010 – 2014, 83-85). Pendidikan
vokasional merupakan pendidikan untuk penguasaan pengetahuan dan ketrampilan
yang mempunyai nilai ekonomis, sesuai dengan kebutuhan pasar.
Harus diakui sistem
pendidikan yang dibangun sejauh ini belum banyak berperan. Secara umum, lulusan
pendidikan menengah masih belum dibekali dengan kemampuan dan keterampilan yang
memadai untuk dapat masuk pasar kerja (workplace), yang kondisinya sudah
semakin terintegrasi dengan pasar global sehingga sangat kompetitif. Karena
itu, upaya Depdiknas untuk kembali menggalakkan program pendidikan linking
school and work melalui konsolidasi, intensifikasi, diversifikasi, dan ekspansi
program pendidikan keterampilan (vocational skills) pada jenjang pendidikan
menengah (SMK) patut untuk diapresiasi dan didukung. Namun, dukungan yang
diberikan harus dalam semangat untuk menumbuhkan kemandirian, tanggung jawab,
kejujuran, dan memperkuat kemampuan dasar serta keterampilan teknis pada siswa
sehingga mereka mampu menjawab tuntutan dunia kerja modern.
Di Kota Padangsidimpuan (Psp) Saat ini ada 4 sekolah
kejuruan atau SMK. Bila kita telusuri lebih jauh apakah keluaran dari SMK ini
sudah memiliki kemampuan sesuai kebutuhan dari dunia usaha ? kita yakin jawaban
secara umum mengatakan belum. Untuk itu apa yang harus di perbuat agar lulusan
dari SMK ini dapat memenuhi standar permintaan dunia kerja atau dunia usaha
sesuai bidang yang ada di sekolah tersebut. Diknas Kota Psp seharusnya mulai
melakukan berbagai kajian konsepsional dan empirik sehingga arah pengembangan
(roadmap) sekolah kejuruan ke depan dapat menjadi lebih jelas dan terukur.
Diknas seharusnya mengkaji dan merumuskan kembali kebijakan yang berkenaan
dengan visi, misi, dan tujuan sekolah kejuruan, mengidentifikasi dengan tepat
berbagai keterampilan (vocational and thinking skills) yang sangat dibutuhkan
dunia industri dan jasa sekarang ini. Semisal apakah alat atau bahan praktek di
sekolah sudah sesuai denmgan perkembangan dan kemajuan technologi. Sebut saja
jurusan Otomotif, apakah bahan ajar atau sarana praktek anak didik sudah di
sesuaikan dengan technologi otomotif yang saat ini banyak di pakai masyarakat.
Sangat tidak layak apabila bahan pelajaran dan praktek siswa otomotip di
berikan mesin produksi tahun 1982, ini akan sangat tidak sesuai dengan tuntutan
dunia usaha. Begitu juga bidang tata boga, dan tata busana apakah sudah
diberikan bahan ajar yang sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan dunia usaha
atau kebutuhan pasar.
Idealnya seluruh
program pendidikan kejuruan yang dikembangkan hendaknya bahan ajar yang di
berikan kepada siswa didasarkan pada upaya menyiapkan peserta didik agar mampu
menjawab kebutuhan kekinian. Pilihan program kejuruan sangat luas dan
beragam. Untuk itu, Diknas Psp harus
dapat melihat kebutuhan kemampuan daerah dalam menyediakan sarana belajar yang
memadai, sumber daya kependidikan yang andal, dan prospek penyediaan lapangan
pekerjaan bagi siswa lulusan sekolah kejuruan. Desain program hendaknya dapat
disesuaikan dengan arah dan perkembangan pembangunan local yang sesuai dengan
visi dan misi Kota
ini. Di samping itu banyaknya anggaran yang ada di Depdiknas diharapkan Dinas
Pendidikan di daerah ini dapat mendorong peningkatan kualitas ilmu pengetahuan
anak didik dengan menyediakan sarana dan prasarana sebagai pendukung bahan ajar
atau praktek langsung bagi anak SMK. Disamping itu Diknas Psp harus mendorong
SMK Swasta agar lebih konfentitip didalam meningkatkan mutu. Pandangan
masyarakat pada saat ini bahwa Kantor Diknas Psp masih memandang sebelah mata
terhadap keberadaan sekolah SMK Swasta, ini bisa dilihat dari berapa alokasi
anggaran yang di berikan kepada Sekolah SMK Swasta yang ada di Kota Psp ini. Melihat
dana yang di kelola Diknas Psp pada tahun 2011 sekitar 41 Milyar termasuk
luncuran DAK tahun 2010, sangat minim dana yang di alokasikan untuk sarana dan
prasarana penunjang peningkatan mutu di SMK. Justru anggaran tersebut banyak di
alokasikan pada bidang yang belum jadi perioritas. Sangat jauh dari sasaran jika
di tinjau dari semangat peningkatan mutu yang berbasis keterampilan (vocational
and thinking skills). Kadis Pendidikan Kota saat ini bukanlah orang asing di
dunia pendidikan, seyogyanya Kadis yang tampil dari basic kalangan pendidik
lebih memahami betul kebutuhan sekolah SMK. Sebenarnya tidak dipungkiri bila
sampai hari ini para pengambil kebijakan di kota
ini belum pernah memandang relevansi pembelajaran dan bahan ajar di SMK kota Psp dengan kebutuhan
dunia kerja. Kalau memang sudah sampai kea rah sana pandangan para pengambil kebijakan tersebut,
tentulah sarana penunjang yang berkenaan dengan hal itu telah di sediakan. Hal yang
sangat menggelikan bila nanti jawabannya sangkut di dana, itu artinya buang
badan.
Oleh karena itu, pengembangan SMK ke depan di Kota
P.Sidimpuan harus lebih fokus kepada program-program peningkatan kompetensi
kelulusan yang lebih mampu menjawab tantangan maupun tuntutan lapangan kerja.
Adanya tuntutan-tuntutan seperti itulah maka SMK harus berkembang lebih baik di
masa mendatang, karena SMK diharapkan mampu memunculkan generasi yang siap
bekerja dan untuk memaksimalkan peranan SMK. Tanpa adanya relevansi
pembelajaran di SMK baik negeri maupun swasta dengan tuntutan dunia kerja, maka
semangan Vocasional adalah tinggal sebatas istilah.####
Langganan:
Postingan (Atom)