Sambut Ramadhan Acara Marpangir sekaligus ajang Rekreasi
keluarga
P.Sidimpuan STT
Kabupaten Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Padang Lawas Utara dan Padang Lawas pada umumnya melaksanakan tradisi unik yaitu mandi pangir, atau sering disebut marpangir. Kegiatan marpangir dilakukan satu hari sebelum bulan Ramadhan.
Tidak heran jika acara marpangir telah membudaya hingga saat
ini, dimana umumnya sungai dan objek wisata sungai menjadi sasaran bagi mereka
yang melaksanakan mandi mandi atau marpangir tersebut.
Sahrin Harahap warga Kelurahan Timbangan Kecamatan Padangsidimpuan
utara yang membawa keluarga marpangir di sungai (Aek) Rukkare Padangsidimpuan
Utara, Senin (11/3/2024) mengatakan bahwa marpangir jelang bulan ramadhan sudah
kebiasaan bagi keluarganya.
” ini kesempatan bagi saya berekreasi atau piknik dengan
keluarga, di tempat ini saya dan tiga orang anak bisa makan dan mandi bersama.
Kesempatan yang hanya sekali dalam setahun ini saya coba manfaatkan untuk
membahagiakan anak, karena tidak setiap saat saya bisa berkumpul dengan mereka”
ucap pria yang berprofesi supir travel ini.
Sahrin juga mengatakan terkait marpangis mereka tidak
membawa ramuan atau wewangian bahan tradisi marpangir, yang di bawa selain
keperluan makan juga kelengkapan mandi seperti sabun dan shampo.
Sementara itu Kadir Siregar warga Kp. Marancar yang datang
di tempat yang sama mengatakan hal senada. ” ini acara makan makan dengan
keluarga. Kami kesini tidak membawa ramuan pangir, karena niat kami murni untuk
rekreasi keluarga” ucapnya. Kondisi cuaca yang gerimis tidak menyurutkan niat
ratusan warga memadati pinggiran Aek Rukkare untuk marpangir sekaligus acara
makan makan menjelang bulan Ramadhan tahun 1445 H ini.
Pelaksanaan marpangir merupakan acara rekreasi keluarga.
Mereka yang datang kelokasi marpangir lebih cendrung tuk menikmati alam, untuk
mandi dan makan bersama karena pada umumnya masing masing telah membawa makanan
kelokasi marpangir tersebut. Tidak saja orang tua yang melakukan kegiatan ini,
tetapi anak-anak pun turut meramaikan tradisi ini. Secara umum masyarakat yang
mandi marpangir memakai sabun atau shampo, bukan lagi memakai ramuan dari
wewangian tanaman.