4 Oktober 2019

Peningkatan Kualitas Pendidikan Menciptakan SDM yang Handal menuju Sidimpuan Bersinar.

(Feature Pers) NASRUDDIN NASUTION

STT ________

Terlalu cepat kita mengkritik kebijakan pemerintah, padahal kita baru membaca judulnya saja, belum membaca isi ayat dan pasal penjelasannya. Mengkritik itu baik, sah sah saja, tetapi semestinya di ikutkan solusi atau pilihan alternatif bila kebijakan itu kita anggap salah.
Itulah kalimat pertama yang Anas sampaikan saat ngobrol dengan beberapa orang pengawas sekolah, beberapa orang wartawan dan pegawai di Kantin Dinas Pendidikan Kota Padangsidimpuan beberapa waktu yang lalu.

Obrolan ini awalnya seputar Hut Pemko Padangsidimpuan ke 18 tahun 2019 dan masa Kepemimpinan Walikota yang sudah satu tahun. Namanya juga obrolan Lopo, masing masing mengeluarkan pendapat karena forumnya adalah forum tak terbatas dan tidak di agendakan.

Terlontar pertanyaan dari Hakim Lubis kepada Anas (sesama wartawan), “bagai mana abang melihat penerapan program walikota terhadap dunia pendidikan dan guru-guru terutama guru honorer, ini sudah satu tahun lho mereka setelah di lantik” ucapnya.
Anas menjawab, pertama kita lihat program yang tertulis yakni kota pelajar, dulu jamannya pak Zulkarnain Nasution, visi pemerintah menjadikan Kota Padangsidimpuan sebagai Kota Pendidikan. Antara kota Pelajar dan kota Pendidikan bagi saya berbeda, Kota Pelajar adalah ketersediaan jumlah sarana pendidikan bagi warga yang akan belajar atau masih Kuantitas.

Tetapi Kota Pendidikan adalah berbicara tentang mutu atau Kualitas pendidikan itu dengan ketercukupan sarana penunjang seperti ketersediaan media pembelajaran, perpustakaan dan alat praktek atau alat peraga lainnya. Sehingga Kota ini menjadi tempat pilihan atau tujuan untuk mendapat pendidikan. Tapi yang jauh sangat lebih penting adalah ketersediaan tenaga pendidik yang berkopetensi di bidangnya.

Kalau mengenai guru honorer, kualitas mereka sebahagian besar tidak kalah dengan guru PNS yang bersertifikasi. Namun sampai saat ini, harapan untuk mendapatkan penghasilan yang layak masih sangat jauh, sebut Anas

Hakim Lubis kembali bertanya “yang saya lihat sebagai wartawan abang lebih fokus pada dunia pendidikan, bagai mana program pemko ini yang masih tetap mengusung kalimat kota pelajar dan apa alasannya mesti menjadi kota pendidikan”

Jawaban Anas “ saya tidak pintar pintar kalilah mengenai pendidikan ini, ada ahlinya di sini, pak Korwas dan bapak bapak pengawas. Tapi akan saya coba jawab sesuai apa yang saya lihat, dan kepada pak pengawas, tolong nanti di luruskan apa bila ada jawaban atau data yang salah” katanya sambil mengarahkan wajah ke pak Pohan korwas di dinas pendidikan kota Padangsidimpuan. Pak Pohan merespon dengan menganggukkan kepala.

Anas melanjutkan kalimatnya, semestinya kita sudah masuk ke istilah kota pendidikan. Karena ketersediaan tempat atau ruang belajar untuk kebutuhan warga belajar, sudah cukup di kota ini. Data jumlah penerimaan warga belajar baru 5 tahun terakhir relatif sama di tiap tingkatan. Malah ada beberapa SD Negeri dan SMP Negeri yang jumlah siswanya berkurang dari tahun sebelumnya. Artinya kebutuhan tempat atau ruang belajar itu sudah terpenuhi. Jadi seharusnya kita giatkan program ke kualitas pendidikan itu. Memang hal ini tidak mudah, tapi kalau tidak di mulai dari sekarang, kapan lagi.

Nah sekarang bagaimana upaya pemko Padangsidimpuan agar kota ini menjadi tujuan bagi orang untuk menuntut ilmu. Tentu agar ini terwujudkan, salah satu syaratnya adalah kualitas pendidikan itu harus baik yang di topang ketersediaan tenaga pendidik yang lulus kompetensi dan sarana serta media pembelajaran yang standar nasional.
Nah sekarang coba tanya pak Korwas, saat uji kompetensi guru (UKG) tahun 2016 berapa capaian rata rata nilai guru guru peserta UKG.
Pak Pohan menjawab " secara umum di bawah nilai standar minimum".

Gimana manajemen Dinas Pendidikan ini, tanya Hakim Lubis, tapi tak seorang pun yang menjawab.
Saya agak kurang faham mengenai kompetensi guru ini, tanya Hakim Lubis lagi.
Jawab Anas " dari berbagai tulisan yang saya baca, masing-masing ahli memberi rumusan tentang maksud dari kompetensi guru ini. Tapi mungkin bisa saya sampaikan bahwa kompetensi guru adalah  kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara bertanggung jawab.  Jadi guru yang kompeten adalah guru yang  piawi dalam melaksanakan profesinya. Kuat penguasaan terhadap pengetahuan, keterampilan, memiliki nilai dan sikap baik yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak dalam menjalankan profesi sebagai guru.

Anas kemudian melanjutkan kata katanya sembari tersenyum, sekarang saya kasih kuliah dulu barang dua SKS di lopo ini. Dengan acting seakan seorang ahli,  Anas mengeluarkan pendapatnya.
 Peningkatan kualitas guru di Padangsidimpuan menjadi upaya strategis dan prioritas yang harus dilakukan pemerintah kota dalam hal ini Dinas Pendidikan. Sebab  ini yang akan menentukan kualitas generasi berikutnya dari Kota Padangsidimpuan.
Untuk mengetahui  gambaran kualitas guru di Padangsidimpuan, marilah kita perhatikan fakta hasil  UKG yang memperlihatkan betapa rendahnya kompetensi para guru di Padangsidimpuan. Dapat kita bayangkan apa dampaknya terhadap lulusan yang akan dihasilkan jika siswa dididik oleh guru yang kompetensinya kurang. Tapi okelah, itu masa lalu, sekarang kita coba analisis sebab dan upaya perbaikan kedepan.
Tentunya banyak kemungkinan kemungkinan yang  jadi faktor penyebabnya. Salah satu kemungkinan adalah rendahnya motivasi belajar bagi guru sehingga kemampuan nya tidak ter-update lagi, saat ini adalah era dimana ilmu berkembang sangat pesat ini era globalisasi dan digitalisasi keilmuan. Guru harus belajar terus menerus supaya kompetensinya meningkatkan dan Ter update. 

Tentunya pemerintah kota ini harus memikirkan inisiatif-inisiatif untuk mengatasi persoalan ini, seperti melakukan  pelatihan-pelatihan untuk perkembangan kemampuan guru guru di bidang keilmuan nya. Mengingat hampir seluruh sekolah di kota ini sudah memakai K-13, maka berbagi pengetahuan  berbasis TIK di kembangkan menjadi salah satu alternatif. Begitu juga mengaktifkan kembali MGMP pada mata pelajaran yang di perioritaskan pada pelajaran yang masuk ujian nasional, termasuk memberikan kesempatan dan kemudahan dalam mengikuti semacam seminar, workshop dan studi banding.

Untuk itu peningkatan pendidikan melalui peningkatan kualitas guru sudah tidak dapat diabaikan. Guru harus menjadi manusia pembelajar yang harus terus menerus belajar dan belajar dalam meningkatkan pengetahuannya serta Dinas Pendidikan harus mampu jadi fasilitator.

Salah seorang staf dinas pendidikan ikut nimbrung berkomentar. Katanya " kadang percuma juga tunjangan sertifikasi guru, makin banyak yang sertifikasi tapi kualitas pendidikan malah menurun" celotehnya.

Kalimat staf dinas pendidikan ini di jawab pak Bonaran Harahap salah seorang pengawas, " seharusnya mereka memiliki tanggungjawab moral atas tunjangan sertifikasi yang mereka terima. Namun kalau hal ini kita singgung, banyak yang tidak suka" ujarnya.

Jadi fenomena yang sangat ironis sekali, tidak berbanding lurus dengan program-program peningkatan kesejahteraan yang telah diberikan pemerintah seperti  sertifikasi dan tunjangan profesi guru. Program- program tersebut seakan tiada guna mana kala kualitas tenaga pendidik kian menurun.
Sebenarnya ada hal yang jangan sampai kita lupakan, yakni perguruan tinggi yang menelorkan calon calon guru. Kualitas hasil cetakan perguruan tinggi inilah yang akan berdiri di hadapan anak didik untuk di cetak jadi pemimpin masa depan yang berkualitas. Bagaimana pertanggungjawaban pihak perguruan tinggi ini terhadap hasil produknya. Apakah tenaga yang siap pakai, atau hanya sekedar mengeluarkan produk dengan kemasan yang indah saja, sementara isinya berkualitas rendah ?. Jadi makin kompleks lah tantangan bagi kota ini untuk menjadikan kota pendidikan yang berkualitas. Namun apapun itu, kalau tidak dimulai sejak dini maka kita tidak akan maju.

Meskipun obrolan ini hanya di sebuah kantin kantor atau kedai, namun layak disimak karena beberapa pandangan atau pendapat muncul untuk kemajuan pendidikan di kota Padangsidimpuan.

Kali ini Pak Bonaran Harahap angkat bicara, dia mengatakan bahwa untuk menjadikan kota pendidikan, kita jangan hanya bicara pendidikan formal saja karena Pendidikan Informal juga sangat penting. " Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) juga harus di kelola oleh tenaga pendidik yang berkualitas. Lulusan pendidikan informal seperti Paket B dan Paket C itu adalah pendidikan kesetaraan. Jadi prosesnya mesti standar, jangan hanya mengejar ijazah saja' ucapnya. Ditambahkannya,  Peningkatan Pembinaan Kursus dan Pelatihan sangat penting untuk memenuhi kebutuhan belajar masyarakat di bidang keterampilan yang memang sangat dibutuhkan. Pendidikan penting bagi siapa saja bukan hanya anak-anak namun semua orang juga membutuhkan pendidikan. Pendidikan bisa didapatkan di bangku sekolah maupun di organisasi pendidikan non formal lainnya.

Pembicaraan ini menyepakati bahwa semua unsur harus terlibat dalam upaya-upaya peningkatan kualitas pendidikan di kota Padangsidimpuan. Termasuk orang tua siswa dalam hal ini komite sekolah, Dewan Pendidikan, masyarakat terutama legislator. Bila kota Padangsidimpuan sudah memiliki kualitas pendidikan yang baik, maka kota ini akan menjadi tujuan dalam menimba ilmu. Maka dengan sendirinya akan terjadi peningkatan APBD sehingga pembangunan sektor lainnya dapat terwujud.

Sekarang kita berharap agar Dinas Pendidikan kota Padangsidimpuan dalam menyusun program kerjanya lebih kreatif dan lebih fokus pada peningkatan kualitas pendidikan.
Walaupun guru bukan satu-satunya faktor penentu keberhasilan pendidikan tetapi, kualitas mereka merupakan titik sentral dan sebagai cermin kualitas pendidikan di suatu daerah.
Jika kita berfikir sejenak dan mau mengakui, sebenarnya setiap kebijakan yang diambil oleh pemerintah tujuan utamanya adalah untuk memajukan pendidikan di Padangsidimpuan. Walaupun pada proses dan kenyatannya di lapangan, kebijakan tersebut mengalami berbagai hambatan.
 Tapi tidak bisa juga kita pungkiri kalau sekolah yang dikelola swasta sudah berlari menuju peningkatan kualitas, sementara sekolah Negeri masih berjalan santai.

Tulisan (Feature) ini di persembahkan dalam rangka HUT Pemko Padangsidimpuan ke 18 Tahun 2019. Kiranya ada Langkah cepat dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan agar  Padangsidimpuan Bersinar dapat segera Terwujud....Amin


Penulis : NASRUDDIN NASUTION

Tidak ada komentar:

Posting Komentar