(Feature Pers) NASRUDDIN NASUTION
STT ________
Terlalu cepat kita mengkritik kebijakan pemerintah,
padahal kita baru membaca judulnya saja, belum membaca isi ayat dan pasal
penjelasannya. Mengkritik itu baik, sah sah saja, tetapi semestinya di ikutkan
solusi atau pilihan alternatif bila kebijakan itu kita anggap salah.
Itulah kalimat pertama yang Anas sampaikan
saat ngobrol dengan beberapa orang pengawas sekolah, beberapa orang wartawan
dan pegawai di Kantin Dinas Pendidikan Kota Padangsidimpuan beberapa waktu yang
lalu.
Obrolan ini awalnya seputar Hut Pemko Padangsidimpuan
ke 18 tahun 2019 dan masa Kepemimpinan Walikota yang sudah satu tahun. Namanya
juga obrolan Lopo, masing masing mengeluarkan pendapat karena forumnya adalah
forum tak terbatas dan tidak di agendakan.
Terlontar pertanyaan dari Hakim Lubis kepada Anas
(sesama wartawan), “bagai mana abang melihat penerapan program walikota
terhadap dunia pendidikan dan guru-guru terutama guru honorer, ini sudah satu
tahun lho mereka setelah di lantik” ucapnya.
Anas menjawab, pertama kita lihat program yang
tertulis yakni kota pelajar, dulu jamannya pak Zulkarnain Nasution, visi
pemerintah menjadikan Kota Padangsidimpuan sebagai Kota Pendidikan. Antara kota
Pelajar dan kota Pendidikan bagi saya berbeda, Kota Pelajar adalah ketersediaan
jumlah sarana pendidikan bagi warga yang akan belajar atau masih Kuantitas.
Tetapi Kota Pendidikan adalah berbicara tentang mutu atau Kualitas pendidikan
itu dengan ketercukupan sarana penunjang seperti ketersediaan media
pembelajaran, perpustakaan dan alat praktek atau alat peraga lainnya. Sehingga
Kota ini menjadi tempat pilihan atau tujuan untuk mendapat pendidikan. Tapi
yang jauh sangat lebih penting adalah ketersediaan tenaga pendidik yang
berkopetensi di bidangnya.
Kalau mengenai guru honorer, kualitas mereka
sebahagian besar tidak kalah dengan guru PNS yang bersertifikasi. Namun sampai
saat ini, harapan untuk mendapatkan penghasilan yang layak masih sangat jauh,
sebut Anas
Hakim Lubis kembali bertanya “yang saya lihat sebagai
wartawan abang lebih fokus pada dunia pendidikan, bagai mana program pemko ini
yang masih tetap mengusung kalimat kota pelajar dan apa alasannya mesti menjadi
kota pendidikan”
Jawaban Anas “ saya tidak pintar pintar kalilah
mengenai pendidikan ini, ada ahlinya di sini, pak Korwas dan bapak bapak
pengawas. Tapi akan saya coba jawab sesuai apa yang saya lihat, dan kepada pak
pengawas, tolong nanti di luruskan apa bila ada jawaban atau data yang salah”
katanya sambil mengarahkan wajah ke pak Pohan korwas di dinas pendidikan kota
Padangsidimpuan. Pak Pohan merespon dengan menganggukkan kepala.
Anas melanjutkan kalimatnya, semestinya kita sudah masuk
ke istilah kota pendidikan. Karena ketersediaan tempat atau ruang belajar untuk
kebutuhan warga belajar, sudah cukup di kota ini. Data jumlah penerimaan warga
belajar baru 5 tahun terakhir relatif sama di tiap tingkatan. Malah ada
beberapa SD Negeri dan SMP Negeri yang jumlah siswanya berkurang dari tahun
sebelumnya. Artinya kebutuhan tempat atau ruang belajar itu sudah terpenuhi.
Jadi seharusnya kita giatkan program ke kualitas pendidikan itu. Memang hal ini
tidak mudah, tapi kalau tidak di mulai dari sekarang, kapan lagi.
Nah sekarang bagaimana upaya pemko Padangsidimpuan
agar kota ini menjadi tujuan bagi orang untuk menuntut ilmu. Tentu agar ini terwujudkan, salah satu syaratnya adalah kualitas
pendidikan itu harus baik yang di topang ketersediaan tenaga pendidik yang
lulus kompetensi dan sarana serta media pembelajaran yang standar nasional.
Nah sekarang coba tanya pak Korwas, saat uji
kompetensi guru (UKG) tahun 2016 berapa capaian rata rata nilai guru guru
peserta UKG.
Pak Pohan menjawab " secara umum di bawah nilai standar minimum".
Gimana manajemen Dinas Pendidikan ini, tanya Hakim
Lubis, tapi tak seorang pun yang menjawab.
Saya agak kurang faham mengenai kompetensi guru ini, tanya Hakim Lubis lagi.
Jawab Anas " dari berbagai tulisan yang saya baca, masing-masing ahli
memberi rumusan tentang maksud dari kompetensi guru ini. Tapi mungkin bisa saya
sampaikan bahwa kompetensi guru adalah kemampuan seorang guru dalam
melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara bertanggung jawab. Jadi guru yang
kompeten adalah guru yang piawi dalam melaksanakan profesinya. Kuat
penguasaan terhadap pengetahuan, keterampilan, memiliki nilai dan sikap baik
yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak dalam menjalankan
profesi sebagai guru.
Anas kemudian melanjutkan kata katanya sembari
tersenyum, sekarang saya kasih kuliah dulu barang dua SKS di lopo ini. Dengan
acting seakan seorang ahli, Anas mengeluarkan pendapatnya.
Peningkatan
kualitas guru di Padangsidimpuan menjadi upaya strategis dan prioritas yang harus
dilakukan pemerintah kota dalam hal ini Dinas Pendidikan. Sebab ini yang
akan menentukan kualitas generasi berikutnya dari Kota Padangsidimpuan.
Untuk mengetahui gambaran kualitas guru di Padangsidimpuan, marilah kita
perhatikan fakta hasil UKG yang memperlihatkan betapa rendahnya
kompetensi para guru di Padangsidimpuan. Dapat kita bayangkan apa dampaknya
terhadap lulusan yang akan dihasilkan jika siswa dididik oleh guru yang
kompetensinya kurang. Tapi okelah, itu masa lalu, sekarang kita coba analisis
sebab dan upaya perbaikan kedepan.
Tentunya banyak kemungkinan kemungkinan yang
jadi faktor penyebabnya. Salah satu kemungkinan adalah rendahnya motivasi
belajar bagi guru sehingga kemampuan nya tidak ter-update lagi, saat ini adalah
era dimana ilmu berkembang sangat pesat ini era globalisasi dan digitalisasi
keilmuan. Guru harus belajar terus menerus supaya kompetensinya meningkatkan
dan Ter update.
Tentunya pemerintah kota ini harus memikirkan
inisiatif-inisiatif untuk mengatasi persoalan ini, seperti melakukan
pelatihan-pelatihan untuk perkembangan kemampuan guru guru di bidang keilmuan
nya. Mengingat hampir seluruh sekolah di kota ini sudah memakai K-13, maka
berbagi pengetahuan berbasis TIK di kembangkan menjadi salah satu
alternatif. Begitu juga mengaktifkan kembali MGMP pada mata pelajaran yang di
perioritaskan pada pelajaran yang masuk ujian nasional, termasuk memberikan
kesempatan dan kemudahan dalam mengikuti semacam seminar, workshop dan studi
banding.
Untuk itu peningkatan pendidikan melalui peningkatan
kualitas guru sudah tidak dapat diabaikan. Guru harus menjadi manusia
pembelajar yang harus terus menerus belajar dan belajar dalam meningkatkan
pengetahuannya serta Dinas Pendidikan harus mampu jadi fasilitator.
Salah seorang staf dinas pendidikan ikut nimbrung
berkomentar. Katanya " kadang percuma juga tunjangan sertifikasi guru,
makin banyak yang sertifikasi tapi kualitas pendidikan malah menurun"
celotehnya.
Kalimat staf dinas pendidikan ini di jawab pak Bonaran Harahap salah seorang
pengawas, " seharusnya mereka memiliki tanggungjawab moral atas tunjangan
sertifikasi yang mereka terima. Namun kalau hal ini kita singgung, banyak yang
tidak suka" ujarnya.
Jadi fenomena yang sangat ironis sekali, tidak berbanding lurus dengan
program-program peningkatan kesejahteraan yang telah diberikan pemerintah
seperti sertifikasi dan tunjangan profesi guru. Program- program tersebut
seakan tiada guna mana kala kualitas tenaga pendidik kian menurun.
Sebenarnya ada hal yang jangan sampai kita lupakan, yakni perguruan tinggi yang
menelorkan calon calon guru. Kualitas hasil cetakan perguruan tinggi inilah
yang akan berdiri di hadapan anak didik untuk di cetak jadi pemimpin masa depan
yang berkualitas. Bagaimana pertanggungjawaban pihak perguruan tinggi ini terhadap
hasil produknya. Apakah tenaga yang siap pakai, atau hanya sekedar mengeluarkan
produk dengan kemasan yang indah saja, sementara isinya berkualitas rendah ?.
Jadi makin kompleks lah tantangan bagi kota ini untuk menjadikan kota
pendidikan yang berkualitas. Namun apapun itu, kalau tidak dimulai sejak dini
maka kita tidak akan maju.
Meskipun obrolan ini hanya di sebuah kantin kantor
atau kedai, namun layak disimak karena beberapa pandangan atau pendapat muncul
untuk kemajuan pendidikan di kota Padangsidimpuan.
Kali ini Pak Bonaran Harahap angkat bicara, dia
mengatakan bahwa untuk menjadikan kota pendidikan, kita jangan hanya bicara
pendidikan formal saja karena Pendidikan Informal juga sangat penting. "
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) juga harus di kelola oleh tenaga
pendidik yang berkualitas. Lulusan pendidikan informal seperti Paket B dan
Paket C itu adalah pendidikan kesetaraan. Jadi prosesnya mesti standar, jangan
hanya mengejar ijazah saja' ucapnya. Ditambahkannya, Peningkatan Pembinaan
Kursus dan Pelatihan sangat penting untuk memenuhi kebutuhan belajar masyarakat
di bidang keterampilan yang memang sangat dibutuhkan. Pendidikan penting bagi
siapa saja bukan hanya anak-anak namun semua orang juga membutuhkan pendidikan.
Pendidikan bisa didapatkan di bangku sekolah maupun di organisasi pendidikan
non formal lainnya.
Pembicaraan ini menyepakati bahwa semua unsur harus
terlibat dalam upaya-upaya peningkatan kualitas pendidikan di kota
Padangsidimpuan. Termasuk orang tua siswa dalam hal ini komite sekolah, Dewan
Pendidikan, masyarakat terutama legislator. Bila kota Padangsidimpuan sudah
memiliki kualitas pendidikan yang baik, maka kota ini akan menjadi tujuan dalam
menimba ilmu. Maka dengan sendirinya akan terjadi peningkatan APBD sehingga
pembangunan sektor lainnya dapat terwujud.
Sekarang kita berharap agar Dinas Pendidikan kota Padangsidimpuan dalam
menyusun program kerjanya lebih kreatif dan lebih fokus pada peningkatan
kualitas pendidikan.
Walaupun guru bukan satu-satunya faktor penentu keberhasilan pendidikan tetapi,
kualitas mereka merupakan titik sentral dan sebagai cermin kualitas pendidikan
di suatu daerah.
Jika kita berfikir sejenak dan mau mengakui,
sebenarnya setiap kebijakan yang diambil oleh pemerintah tujuan utamanya adalah
untuk memajukan pendidikan di Padangsidimpuan. Walaupun pada proses dan
kenyatannya di lapangan, kebijakan tersebut mengalami berbagai hambatan.
Tapi
tidak bisa juga kita pungkiri kalau sekolah yang dikelola swasta sudah berlari
menuju peningkatan kualitas, sementara sekolah Negeri masih berjalan santai.
Tulisan (Feature) ini di persembahkan dalam rangka HUT
Pemko Padangsidimpuan ke 18 Tahun 2019. Kiranya ada Langkah cepat dalam
Peningkatan Kualitas Pendidikan agar Padangsidimpuan Bersinar dapat
segera Terwujud....Amin
Penulis : NASRUDDIN NASUTION