15 Maret 2019

Ratusan siswa SMA Negeri 2 Kota Padangsidimpuan Kecewa karena tidak bisa mengikuti SNMPTN Tahun 2019

P.Sidimpuan STT___________
Ratusan orang tua dan siswa Sekolah Menengah Negeri (SMA) 2 Kota Padangsidimpuan merasa sangat kecewa karena tak satu siswa pun yang bisa mengikuti SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Padahal pemerintah telah memberikan kuota sebanyak 40% bagi siswa kelas XII atau Kelas 3 sekolah ini untuk mengikuti SNMPTN. SMA Negeri 2 satu satunya sekolah dengan Akreditasi A yang tidak bisa mengikuti SNMPTN di kota ini.  Sejauh ini pihak sekolah masih bungkam terhadap permasalahan yang terjadi.

Seperti di ketahui bahwa SNMPTN merupakan jalur favorit siswa, karena semua siswa diperbolehkan ikut seleksi di hampir semua Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dengan berbagai macam prodi atau jurusan. Sekolah yang memiliki akreditasi A kemungkinan berpeluang besar diterima. Selain itu Pendaftar tidak dikenakan biaya (gratis), Bagi siswa miskin memperoleh bantuan keringanan biaya kuliah (melalui program bidik misi).

SY. Harahap salah seorang orang tua siswa kelas 3 mengaku sangat kecewa atas masalah ini. Semangat anaknya untuk masuk PTN melalui SNMPTN sangat besar, upaya untuk itu sudah di persiapkannya sejak anaknya kelas 2 dengan mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah. “ sangat kecewalah” ucapnya singkat. Diceritakannya bahwa ia memasukkan anaknya ke SMA 2 karena menganggap sekolah tersebut adalah sekolah yang favorit dengan integritas yang tinggi. Namun kenyataannya ia dan ratusan orang tua siswa lainnya terpaksa pasrah terhadap manajemen sekolah tersebut.

Sementara itu pemerhati pendidikan kota Padangsidimpuan, Nasruddin Nasution dalam menanggapi permasalahan ini mengatakan ada human eror dan mesti ada yang bertanggung jawab, setidaknya pertanggung jawaban secara moral.  Dikatakannya bahwa sejauh ini informasi yang didapatkannya bahwa data siswa yang dikirim kepusat secara online tidak masuk hingga batas akhir pendaftaran. “ Seperti ngirim SMS lah, terkirim dari Hp tapi tak tau kita sampai ke tujuan atau tidak. Tapi kalau kita serius dalam pekerjaan ini, kan bisa kita crosscek apa data yang kita kirim sudah terinput” ucapnya.

Ia juga mengatakan bahwa telah berusaha menghubungi kepala sekolah untuk mengetahui perihal ini, namun belum berhasil. “ dua kali saya kesana, namun pegawai sekolah yang duduk di meja piket mengatakan bahwa kepala sekolah sedang sangat sibuk” sebutnya.

Pada bahagian lain dirinya berharap agar pihak sekolah memberi keterangan yang jelas tentang sebab musabab kejadian ini. Jangan sampai terjadi preseden buruk, karena informasi yang di dapatnya bahwa akan ada sangsi terhadap sekolah dari pemerintah. Dikhawatirkan kalau tahun depan pemerintah tidak memberi peluang kepada siswa SMA2 untuk mengikuti SNMPTN.

 “ kalau sangsi dari pemerintah tidak memperbolehkan siswa SMA 2  mengikuti SNMPTN satu atau dua tahun, maka kemungkinan anak anak yang berprestasi secara akademik akan meninggalkan sekolah tersebut ” ujarnya. Untuk itu, permasalahan di sekolah ini menjadi peringatan bagi sekolah lain dalam mengelola dunia pendidikan. (Mangarahon/ANS)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar