P.Sidimpuan STT___________
Ratusan
orang tua dan siswa Sekolah Menengah Negeri (SMA) 2 Kota Padangsidimpuan merasa
sangat kecewa karena tak satu siswa pun yang bisa mengikuti SNMPTN (Seleksi
Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Padahal pemerintah telah memberikan
kuota sebanyak 40% bagi siswa kelas XII atau Kelas 3 sekolah ini untuk
mengikuti SNMPTN. SMA Negeri 2 satu satunya sekolah dengan Akreditasi A yang
tidak bisa mengikuti SNMPTN di kota ini.
Sejauh ini pihak sekolah masih bungkam terhadap permasalahan yang
terjadi.
Seperti
di ketahui bahwa SNMPTN merupakan jalur favorit siswa, karena semua siswa
diperbolehkan ikut seleksi di hampir semua Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dengan
berbagai macam prodi atau jurusan. Sekolah yang memiliki akreditasi A
kemungkinan berpeluang besar diterima. Selain itu Pendaftar tidak dikenakan
biaya (gratis), Bagi siswa miskin memperoleh bantuan keringanan biaya kuliah
(melalui program bidik misi).
SY.
Harahap salah seorang orang tua siswa kelas 3 mengaku sangat kecewa atas
masalah ini. Semangat anaknya untuk masuk PTN melalui SNMPTN sangat besar,
upaya untuk itu sudah di persiapkannya sejak anaknya kelas 2 dengan mengikuti
bimbingan belajar di luar sekolah. “ sangat kecewalah” ucapnya singkat.
Diceritakannya bahwa ia memasukkan anaknya ke SMA 2 karena menganggap sekolah
tersebut adalah sekolah yang favorit dengan integritas yang tinggi. Namun
kenyataannya ia dan ratusan orang tua siswa lainnya terpaksa pasrah terhadap
manajemen sekolah tersebut.
Sementara
itu pemerhati pendidikan kota Padangsidimpuan, Nasruddin Nasution dalam
menanggapi permasalahan ini mengatakan ada human eror dan mesti ada yang
bertanggung jawab, setidaknya pertanggung jawaban secara moral. Dikatakannya bahwa sejauh ini informasi yang
didapatkannya bahwa data siswa yang dikirim kepusat secara online tidak masuk
hingga batas akhir pendaftaran. “ Seperti ngirim SMS lah, terkirim dari Hp tapi
tak tau kita sampai ke tujuan atau tidak. Tapi kalau kita serius dalam
pekerjaan ini, kan bisa kita crosscek apa data yang kita kirim sudah terinput”
ucapnya.
Ia
juga mengatakan bahwa telah berusaha menghubungi kepala sekolah untuk
mengetahui perihal ini, namun belum berhasil. “ dua kali saya kesana, namun pegawai
sekolah yang duduk di meja piket mengatakan bahwa kepala sekolah sedang sangat
sibuk” sebutnya.
Pada
bahagian lain dirinya berharap agar pihak sekolah memberi keterangan yang jelas
tentang sebab musabab kejadian ini. Jangan sampai terjadi preseden buruk,
karena informasi yang di dapatnya bahwa akan ada sangsi terhadap sekolah dari
pemerintah. Dikhawatirkan kalau tahun depan pemerintah tidak memberi peluang
kepada siswa SMA2 untuk mengikuti SNMPTN.
“ kalau sangsi dari pemerintah tidak
memperbolehkan siswa SMA 2 mengikuti SNMPTN
satu atau dua tahun, maka kemungkinan anak anak yang berprestasi secara akademik
akan meninggalkan sekolah tersebut ” ujarnya. Untuk itu, permasalahan di
sekolah ini menjadi peringatan bagi sekolah lain dalam mengelola dunia
pendidikan. (Mangarahon/ANS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar