Akibat Monopoli Pengadaan Buku
Puluhan Ribu Pelajar di Tapanuli Bagian Selatan Belajar Tanpa Buku Paket
P.Sidimpuan STT Blog
Puluhan Ribu
Pelajar di Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel) yang meliputi Kota
Padangsidimpuan, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Mandailing Natal,
Kabupaten Padanglawas Utara dan Padang Lawas, belajar tanpa buku panduan atau
yang lazim di sebut buku paket. Hal ini di sebabkan buku yang sudah di pesan
bahkan sudah di bayar pihak sekolah belum juga sampai di sekolah yang ada di
daerah ini. Sementara itu proses belajar dan mengajar sudah di mulai.
Seperti
di ketahui bahwa untuk penerapan kurikulum 2013 yang di berlakukan pada tahun
ajaran 2014 ini, seluruh sekolah di Indonesia harus memakai buku paket yang di
sediakan oleh Kementerian Pendidikan. Akibat sikap Monopoli yang di lakukan
Kementerian Pendidikan tersebut mengakibatkan kerugian bagi puluhan ribu
pelajar dalam mengejar target kurikulum. Selain itu tenaga pendidik juga
bingung karena tidak mengetahui materi yang mau di ajarkan.
Untuk
menutupi kekonyolan yang di lakukan pihak pengadaan buku paket tersebut, di
instruksikan kepada Kepala kepala sekolah melalui Dinas Pendidikan Daerah untuk
mencetak dan memfotocopykan materi pelajaran yang di berikan pihak Kemendikbud
dalam bentuk Compac Disc (CD). Tiap mata pelajaran masing masing di copykan
sebanyak 16 halaman yang justru memberatkan pihak sekolah.
Kepala SMP
Negeri 3 P.Sidimpuan Ibnu Hajar,M.Pd membenarkan bahwa hingga masuk tahun ajaran
baru, pihaknya belum menerima buku paket yang sudah di pesan tersebut. “ ini
sudah masuk tahun ajaran baru, namun kami belum menerima buku paket apapun dari
pusat. Agar proses belajar mengajar tetap berjalan, kami memberikan pelajaran
ke siswa dengan materi yang kami akses dari webb kementerian pendidikan serta
memberikan modul CD pembelajaran ke setiap guru” ujarnya. Ia juga mengatakan
bahwa untuk memfotocopykan 16 halaman masing masing mata pelajaran tersebut
sangat memberatkan pihak sekolah. Karena anggaran untuk hal tersebut sangat
besar dan tidak mungkin di bebankan kepada orang tua murid.
Keberatan
pihak sekolah untuk memfotocopykan materi pelajaran dari CD yg ada di Dinas
Pendidikan Daerah dapat dimaklumi. Nasrudin Nst salah satu orang tua siswa di
sidimpuan memaklumi keberatan pihak sekolah tersebut. Dikatakannya “ biaya fotocopy itu Kalau 16 halaman X 10 buku
paket X Rp.150,/lembar X 700 Siswa + 30 guru sama dengan Rp.17.520.000. ( Tujuh Belas Juta Lima Ratus Dua Puluh ribu
Rupiah). Jadi jangan hanya karena keserakahan, kebodohan dan monopoli oknum
yang mengelola buku paket ini pihak sekolah dan siswa di korbankan”. Lebih jauh
ia mengatakan bahwa di bawah kepemimpinan M.Nuh yang mengelola pendidikan di
Indonesia sudah sering pelajar di rugikan. “ masih jelas di ingatan kita betapa
amburadulnya distribusi dan pelaksanaan UN tahun 2013 yang lalu, sekarang
pengadaan buku paket yang di monopoli pula yang kocar kacir” ujarnya. (Anas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar