Suasana Komplek
Perkantoran di P.Sidimpuan Tenggara yang di selimuti asap, sehingga Bukit di
belakang komplek tersebut tidak terlihat dengan jelas, di Poto Kamis (22/10)
Anas
P.Sidimpuan STT Blog
Warga di Kota P.Sidimpuan
mengaku semakin resah dengan kondisi udara saat ini. Sebab, kabut asap
semakin pekat dan mengganas menyelimuti udara sehingga mengganggu kenyamanan
warga dalam menjalankan aktivitas dan rutinitas
Pantauan dari Bukit Tor
Simarsayang, kabut pekat yang terjadi saat ini mulai dirasakan warga sejak
beberapa hari yang lalu dan beberapa warga sudah kembali terganggu
kesehatannya.
Sebagian besar warga
sudah mengenakan masker guna menghindari kemungkinan efek yang dapat mengganggu
pernafasan.Begitu juga tingkat kepekatan asap di komplek perkantoran
P.Sidimpuan Tenggara cukup tebal, sehingga bukit yang ada di belakang
perkantoran tersebit tidak terlihat lagi. Begitu juga bukit yang ada di Desa
Palopat tidak terlihat lagi.
Sementara Muharram (34)
PNS Dishub P.Sidimpuan mengaku sangat terganggu dengan kabut asap kiriman ini.
Dia berharap agar pemerintah dapat segera mengambil langkah dini, karena
keberadaan kabut asap sudah mengganggu kesehatan warga yang pada akhirnya
merugikan kita semua. "Saya terpaksa menggunakan masker saat keluar rumah,
karena mengganggu aktivitas sehari-hari," ujarnya.
Tokoh masyarakat Desa
Manunggang Kecamatan P.Sidimpuan Tenggara, M.Harahap kepada wartawan, Selasa
(20/10) mengatakan, sejak Senin (19/10) kabut asap ini semakin pekat
menyelimuti wilayah Kota P.Sidimpuan, bahkan jarak pandang sangat terbatas
hanya berkisar 50 meter sampai 100 meter jalan terlihat, terangnya.
Sudah banyak warga Desa
ini terserang penyakit tambah M.Harahap, bukan hanya anak-anak namun orang
dewasa juga, dampak kabut asap ini sudah sangat mengkhawatirkan, penyakit ISPA,
batuk, pilek dan mata perih itu yang paling banyak dikeluhkan warga, tuturnya.
Kepala BPBD Kota P.Sidimpuan
Khairul Harahap saat dikonfirmasi wartawan tindakan yang diambil terkait
ganasnya kabut asap mengepung Kota P.Sidimpuan mengatakan, kita saat ini lagi
menunggu hasil penelitian Bapedalda sampai sejauh mana persentase kabut asap
bisa mengganggu kesehatan. Bila nanti Bapedalda sudah mengeluarkan rekomendasi
hasilnya kabut asap sudah melampaui ambang batas baru kita bertindak, ungkapnya.
(Anas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar