Gubsu
Menutup Peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) ke 49 Tingkat Sumut di kota
Padangsidimpuan
P.Sidimpuan STT Blog.

Dalam sambutannya Gubernur Sumatera Utara
(Gubsu) Gatot Pujo Nugroho mengatakan angka buta aksara di Sumatera Utara terus
mengalami penurunan dimana pada tahun 2013 tercatat angka buta aksara orang
dewasa usia 15-59 Tahun tinggal 2,16 % atau 150.511 jiwa. Angka ini di bawah
rata-rata angka buta aksara nasional yaitu sekitar 4,03%.
“Alhamdulillah tingkat buta aksara di Sumut terus menurun, target kita semua orang dewasa melek huruf,” ujar Gubsu.
Berdasakan data dari Dinas Pendidikan Provinsi Sumut, angka buta aksara diprovinsi Sumut pada tahun 2009 sebanyak 213.138 jiwa, menurun menjadi 170.000 pada tahun 2012 dan menurun kembali pada 2013 menjadi 150.511 jiwa.
Dikatakannya, upaya penurunan buta aksara di Provsu merupakan usaha yang terus menerus dalam mengentaskan masyarakat dari keterbatasan atau ketidakmampuan baca, tulis bahasa Indonesia dan berhitung.
Untuk itu, Gubsu menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang tinggi kepada berbagai pihak atas dukungan dan kerjasamanya dalam meningkatkan keaksaraan di Provsu disamping kemajuan penting yang telah dicapai.Oleh karena itu, Gubsu meminta agar upaya percepatan penurunan angka buta aksara perlu diperioritaskan pada daerah-daerah atau kantong-kantong wilayah yang masih memiliki angka buta aksara yang tinggi. Sebagai contoh, ujar Gubsu, masih ada kabupaten di Sumut yang masih memiliki angka buta aksara 14,62 persen.
"Kita masih menghadapi tantangan kedepan yang tidak ringan beberapa tantangan tersebut antara lain adalah menjaga percepatan laju penurunan angka buta aksara dan terus menekan tingkat disparitas angka buta aksara sekecil mugkin baik disparitas antara wilayah maupun antara kelompok sosial ekonomi," ujarnya.
Penutupan Kegiatan Peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) Ke-49 Tingkat Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014 tersebut di hadiri, ketua Tim Penggerak PKK Sumut Sutias Handayi Gatot Pujo Nugroho, Bupati Serdang Bedagai, Bupati Mandailing Natal, Bupati Padang Lawas, Bupati Padang Lawas Utara, Bupati Tapanuli Selatan, Walikota Padangsidimpuan selaku tuan rumah. Pimpinan SKPD Sumut serta FKPD Kota Pandangsidempuan dan FKPD Tapanuli Selatan.
“Alhamdulillah tingkat buta aksara di Sumut terus menurun, target kita semua orang dewasa melek huruf,” ujar Gubsu.
Berdasakan data dari Dinas Pendidikan Provinsi Sumut, angka buta aksara diprovinsi Sumut pada tahun 2009 sebanyak 213.138 jiwa, menurun menjadi 170.000 pada tahun 2012 dan menurun kembali pada 2013 menjadi 150.511 jiwa.
Dikatakannya, upaya penurunan buta aksara di Provsu merupakan usaha yang terus menerus dalam mengentaskan masyarakat dari keterbatasan atau ketidakmampuan baca, tulis bahasa Indonesia dan berhitung.
Untuk itu, Gubsu menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang tinggi kepada berbagai pihak atas dukungan dan kerjasamanya dalam meningkatkan keaksaraan di Provsu disamping kemajuan penting yang telah dicapai.Oleh karena itu, Gubsu meminta agar upaya percepatan penurunan angka buta aksara perlu diperioritaskan pada daerah-daerah atau kantong-kantong wilayah yang masih memiliki angka buta aksara yang tinggi. Sebagai contoh, ujar Gubsu, masih ada kabupaten di Sumut yang masih memiliki angka buta aksara 14,62 persen.
"Kita masih menghadapi tantangan kedepan yang tidak ringan beberapa tantangan tersebut antara lain adalah menjaga percepatan laju penurunan angka buta aksara dan terus menekan tingkat disparitas angka buta aksara sekecil mugkin baik disparitas antara wilayah maupun antara kelompok sosial ekonomi," ujarnya.
Penutupan Kegiatan Peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) Ke-49 Tingkat Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014 tersebut di hadiri, ketua Tim Penggerak PKK Sumut Sutias Handayi Gatot Pujo Nugroho, Bupati Serdang Bedagai, Bupati Mandailing Natal, Bupati Padang Lawas, Bupati Padang Lawas Utara, Bupati Tapanuli Selatan, Walikota Padangsidimpuan selaku tuan rumah. Pimpinan SKPD Sumut serta FKPD Kota Pandangsidempuan dan FKPD Tapanuli Selatan.
Namun secara
khusus terlihat dan terasa kalau panitia kurang siap dalam melaksanakan acara
ini khususnya mengenai kondisi lapangan. Umumnya peserta mengeluhkan kondisi
lapanyan yang di anggap kurang layak. Seperti yang di keluhkan kontingen dari
Tapanuli Utara, Pakpak Barat dan beberapa daerah lainnya di mana lokasi stand
mereka tergenang air dan lumpur. Sekedar membandingkan dari daerah sebelumnya
yang telah menjadi tuan rumah acara peringatan HAI, kondisi kali ini termasuk
yang sangat sangat tidak membuat nyaman. Namun dari alokasi anggaran, acara HAI
ke-49 di kota Padangsidimpuan nilainya dua kali lipat jika di bandingkan saat
acara yang sama di laksanakan di Kabupaten Batubara (2011), Pakpak Barat (2012)
dan Padang Lawas (2013).
Tentunya ini akan menjadi catatan khusus bagi
pemangku kebijakan di Kota Padangsidimpuan, setidaknya Walikota harus
mengevaluasi kinerja panitia mengingat untuk menjadi tuan rumah Kegiatan
Peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) Tingkat Provinsi Sumatera Utara belum tentu
bisa sekali dalam 30 tahun. (Anas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar