Catatan Nasruddin
Nasution wartawan Suara Masa P.Sidimpuan

Para pelaku atau politisi diciptakan untuk bersaing bersaingan dengan berbagai cara untuk memenangkan pemilihan. Berbagai cara di laksanakan. Artinya, tujuan menjadi pemenang atau penguasa meski itu harus menghalalkan berbagai cara. Di sinilah mulainya politik dikotori oleh politisi-politisi kagetan atau politisi hitam.
Para politisi berjualan visi,misi atau rencana kerja yang sangat
memihak kepada masyarakat, bahkan tidak jarang membuka aib atau memfitnah
pesaingnya. Yang penting para pemilih tertarik dan memilih dia. Soal dia bisa
menepati janji atau tidak, itu urusan nanti. Ini adalah merupakan efek
demokrasi yang bernuansa persaingan. Semakin ketat persaingan, maka kemungkinan
berbuat curang semakin besar. Umumnya ini dilakukan oleh
orang orang Partai.
Hal ini menyebabkan tingkat kepercayaan
dan kepedulian masyarakat terjadap kegiatan perpolotikan semakin menipis,
bahkan banyak yang tidak yakin kepada partai politik, sehingga mereka lebih
cendrung memilih yang independen atau tidak mau terlibat sama sekali. Ini bisa
kita lihat dari tingkat partisipasi masyarakat dalam Pileg, atau Pilkada.
Pilkada Kota Padangsidimpuan (Psp) yang
akan di gelar tahun ini (2012) sangat tidak begitu menjadi perhatian bagi
masyarakat. Salah satu penyebabnya adalah nama nama yang beredar yang akan
menjadi petarung pada pilkada ini kurang mendapat simpati apa lagi yang
kabarnya di usung parpol. Maka besar kemungkinan masyarakat Psp akan memilih
calon Independen, konon lagi pada pembagasan R-APBD Kota Psp tahun 2012
terlihat betapa para politisi di DPRD kota Psp telah tersandra oleh kelompok
tertentu. Ketika kelompok suatu kelompok mampu intervensi terhadap anggaran
pembiayaan kegiatan di kota ini, bukan tidak mustahil suatu saat bahwa anggaran
untuk SKPD dapat di intervensi. Ini adalah catatan buruk bagi perpolitikan di
Kota Psp ini.
Maka sangat diterima akal kalau masyarakat kota Psp akan lebih cendrung memilih
calon dari jalur indevenden, meski nantinya ia akan di ganjal pada pembahasan
politik pada proses pemerintahannya. Namun sepanjang ia masih berpihak pada
kepentingan rakyat bukan mustahil rakyat secara beramai ramai akan berhadapan
dengan para politisi di gedung dewan sana.
Independen maupun partai politik adalah
pilar demokrasi modern indonesia, keduanya merupakan hak konstitusional warga
negara. Banyak yang berhasil menjadi Kepala Daerah dari jalur ini. Sebut saja di
empat Kabupaten yaitu Batubara (Sumut), Rote Ndao (NTT), Kubu Raya (Kal bar)
dan Garut (Jabar), toh berhasil. Kepemimpinannya dijamin akan langgeng selama kesejahteraan
rakyat semakin baik dan meningkat. Melihat kondisi terkini di lapangan, tidak
terpungkiri bahwa peluang calon kepala daerah sangat besar untuk memimpin kota
Psp ini.
Tampilnya calon independen diharapkan bisa memperbaiki iklim pasar politik. Jika dengan monopoli parpol atas pencalonan kandidat melahirkan produk-produk kepemimpinan yang buruk dengan harga politik yang mahal, pasar politik bisa disehatkan melalui pengembangan kompetisi dengan calon non-partai. Kesertaan calon independen akan memaksa partai politik untuk memperbaiki fungsi dan kinerjanya, tidak akan sembarangan memilih kandidat, jika ingin meraih dukungan publik. Maka tidak heran apabila pada periode mendatang Kota Psp akan di pimpin oleh seorang Walikota non parpol.##
Tidak ada komentar:
Posting Komentar